Cobisnis.com – Sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 menyatakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa pada September 2020. Angka itu membuktikan Indonesia sebagai market yang besar ditopang bonus demografi sangat kuat.
Berdasarkan usia, hasil sensus menunjukkan mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi Z atau lahir pada 1997–2012 dan generasi milenial kelahiran 1981–1996. Proporsi generasi Z tercatat 27,94% dari total populasi, sedangkan generasi milenial 25,87%.
Dengan demikian, jumlah penduduk produktif Indonesia 53,81% namun secara keseluruhan persentase penduduk usia produktif atau usia 15 – 64 tahun mencapai 70,72% dari total populasi. Selain itu, generasi Z dan generasi Milenial adalah kelompok usia produktif sehingga akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi.
Sementara persentase penduduk usia nonproduktif di usia 0–14 tahun dan 65 tahun ke atas hanya 29,28%. Besarnya porsi penduduk usia produktif inilah yang menunjukkan Indonesia sudah berada pada era bonus demografi.
“Jumlah penduduk Indonesia dari waktu ke waktu terus bertambah,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat merilis hasil sensus penduduk BPS, Kamis (21 Januari 2021).
Sensus penduduk BPS 2020 sekaligus menyatakan jumlah penduduk Indonesia bertambah sebanyak 32,56 juta dalam 10 tahun terakhir, dengan rata-rata penambahan 3,26 juta per tahun atau 1,25 poin persentase setiap tahunnya.
Jumlah penduduk laki-laki pada September 2020 tercatat 136,66 juta atau 50,58%, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 133,54 juta atau 49,42%. Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Indonesia adalah 102. Artinya, terdapat 102 laki-laki untuk setiap 100 perempuan di Indonesia pada 2020.
Sebanyak 246,74 juta orang atau 91,32% penduduk Indonesia berdomisili sesuai kartu keluarga (KK), sisanya tidak sesuai KK. Walaupun tidak mencapai 10%, data itu menunjukkan ada indikasi penduduk melakukan migrasi dari tempat asalnya.
Untuk sebaran penduduk, masyarakat Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yakni 151,59 juta jiwa atau 56,10% dari total populasi. Kemudian Sumatra sebanyak 21,68%, Sulawesi 7,36%, Kalimantan 6,15%, Bali-Nusa Tenggara 5,54%, serta Maluku-Papua 3,17%.
Fungsi Data Kependudukan
Kementerian Dalam Negeri pada Desember 2020 mencatat jumlah penduduk Indonesia kembali naik menjadi 271,35 juta jiwa. Dengan kata lain, dalam 3 bulan terjadi laju pertumbuhan penduduk 0,14%.
BPS dan Kemendagri diketahui telah melakukan sinkronisasi data sehingga data hasil sensus penduduk 2020 dan data administrasi kependudukan kini telah menyatu.
Meskipun datanya telah menyatu, Suhariyanto menyebut ada kemungkinan data nasional dengan provinsi berbeda. Pasalnya, BPS melakukan sensus yang menggambarkan penduduk de facto, sedangkan administrasi kependudukan menggambarkan penduduk de jure.
Sedangkan Sekjen Kemendagri Muhammad Hudori mengatakan karakteristik data penduduk penting untuk membuat kebijakan. Data kependudukan nantinya akan digunakan untuk lima hal.
“Pertama, pelayanan pubik. Kedua, guna keperluan perencanaan pembangunan pusat dan daerah. Ketiga, alokasi anggaran. Keempat, pembangunan demokrasi, Kelima, penegakan hukum serta pencegahan kriminal,” kata Sekjen Kemendagri dalam keterangannya, Kamis (21 Januari 2021).
BPS melakukan sensus penduduk 2020 di tengah pandemi Covid-19. Dalam prosesnya, BPS menjalankan sensus secara online pada 15 Februari-29 Mei 2020, serta melalui pendataan lapangan September 2020.