Cobisnis.com – Head of Corporate Communications P&G Indonesia Dinda Kusumawardani menjelaskan program “P&G Indonesia Conscious Living” sebagai wujud nyata perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab berkelanjutan guna memberikan dampak bagi bumi sekaligus komunitas di sekelilingnya.
“Permasalahan sampah plastik masih terus menjadi perhatian dan menjadi masalah yang belum terselesaikan,” kata Dinda di acara “Walk the Talk” Konsep 3R melalui Program Conscious Living P&G Indonesia, Kamis (10 Desember 2020).
Data ourworldindata.org menyatakan hanya 6 persen atau sekitar 500 juta ton sampah plastik yang diproses untuk daur ulang, sehingga diperlukan peran serta dan komitmen semua pihak guna menjaga kelestarian dan keberlanjutan ekosistem di bumi.
P&G Indonesia telah melakukan berbagai program untuk meningkatkan kesadaran para stakeholders, salah satunya melalui Conscious Living, program berkelanjutan yang mengkolaborasikan upaya bersama dari tiga pilar P&G di Indonesia yakni:
1. Inovasi produk dan merek terdepan P&G yang melangsungkan prinsip responsible consumption. Beberapa yang telah dilaksanakan di Indonesia seperti pengurangan plastik pada kemasan sachet serta penggunaan recycle sampah plastik dari laut untuk kemasan sampo (akan mulai diperkenalkan di tahun 2021).
2. Upaya keberlanjutan menyeluruh (End-to-end Sustainability Efforts) yang dilakukan di pabrik P&G di Karawang melalui seperti: efisiensi penggunaan air, listrik dan energi dalam kegiatan sehari-hari di pabrik, hingga konsisten dalam menerapkan zero waste to landfill.
3. Mengintegrasikan kegiatan keberlanjutan di bidang sosial dan lingkungan, melalui penerapan konsep 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) di lingkungan tempat karyawan tinggal.
Di Rumah Karyawan
Ketiga upaya tersebut akan berlangsung 2 tahun ke depan, dan senantiasa berkembang seiring dengan kebutuhan saat ini. Di awal peluncurannya, Conscious Living fokus kepada poin #3, yaitu penerapan konsep 3R guna meningkatkan kesadaran karyawan.
“Karyawan P&G merupakan sasaran paling tepat untuk membangun sadar lingkungan bersama, sembari Perusahaan terus berinovasi menghadirkan produk yang makin ramah lingkungan,” ujar Dinda.
Dukungan Conscious Living yang diberikan P&G untuk karyawan berupa training/workshop mengenai pentingnya konsep dan penerapan 3R, pelayanan logistik pemilahan dan pengangkutan sampah anorganik dari rumah karyawan. Program ini merupakan kerjasama P&G Indonesia dengan mitra eco-living kami, Waste4Change.
Untuk di fase awal, 50 karyawan P&G berkesempatan untuk “walk the talk” konsep 3R, serta berbuat baik dengan membantu proses pengolahan sampah anorganik menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Fase pertama Conscious Living dilaksanakan hingga Juni 2021, dan memiliki target pengumpulan sampah sebanyak 2.8 juta ton atau setara dengan 56 Kilogram sampah anorganik. Adapun yang termasuk dari sampah anorganik terbagi menjadi dua kategori yakni sampah kertas (karton, kertas, kardus) dan sampah non kertas (kaleng, beling, plastik dan besi).
Pemilahan sampah langsung dilakukan dari rumah karyawan masing-masing yang saat ini lokasinya berada di area Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang. Setelah itu dilakukan proses pengangkutan sampah sebanyak 2x seminggu, untuk dibawa ke Material Recovery Facility milik Waste4Change. Hal ini untuk memastikan kembali bahwa sampah yang telah diangkut dan dipisahkan masih dapat diolah dan disalurkan kepada Recycling Partners untuk di daur ulang (recycle).
Produk hasil daur ulang selanjutnya dapat digunakan oleh para pelaku usaha maupun industri sebagai keperluan bahan baku produk. Sedangkan, untuk residu sampah yang tidak bisa di daur ulang, produknya akan disalurkan ke industri semen. Melalui upaya program ini, kuantiti sampah yang disalurkan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) akan berkurang.
“Kami akan memonitor dan mengevaluasi kegiatan ini secara berkala untuk kedepannya bisa memperluas skala layanan ke pemangku kepentingan lainnya. Conscious Living diharapkan dapat menjadi salah satu sumber kekuatan untuk menciptakan lingkungan yang tumbuh seimbang dan berkesinambungan: force for good, force for growth,” jelas Dinda.














