Cobisnis.com – Sektor ritel yang terpukul secara finansial akibat pandemi Covid-19 di Amerika Serikat (AS) menatap festival belanja Black Friday 2020 dengan kecemasan sambil berharap bisa meningkatkan penjualan. Black Friday setiap tahunnya jatuh pada Jumat ke-4 November atau sehari setelah Thanksgiving yang dirayakan setiap Kamis ke-4 di bulan November.
Black Friday biasanya dianggap sebagai upaya mencari “hari belanja tersibuk” sehingga terjadi tsunami promo dan diskon saat jutaan orang beramai-ramai mendatangi toko dan tempat belanja. Tetapi, Black Friday tahun ini diharapkan lebih banyak pembelian online di tengah pandemi virus Corona, ketimbang jutaan pembeli datang langsung dan menimbulkan kerumunan.
Banyak bisnis yang melanggar tradisi Black Friday dalam beberapa tahun terakhir dengan tetap buka pada hari Thanksgiving sehingga memulai penjualan Black Friday lebih awal. Akibatnya, potensi pelanggaran protokol kesehatan semakin besar di hari Jumat.
Konsumen yang tidak ingin berbelanja secara langsung ke mall atau pusat perbelanjaan dapat berpartisipasi di Black Friday dengan melakukan pembelian di tepi jalan atau melalui belanja online.
“Black Friday masih kritis,” kata Neil Saunders, direktur pelaksana GlobalData Retail dilansir AP, Jumat (28 November 2020).
“Tidak ada ritel yang ingin Black Friday ternodai. Tetap penting untuk membuat konsumen berbelanja dan membuat mereka menyukai suasana liburan ini,” ujarnya.
Federasi Ritel Nasional (NRF) AS memperkirakan penjualan pada November dan Desember meningkat antara 3,6 persen dan 5,2 persen melebihi penjualan di tahun 2019. Tahun lalu, terjadi peningkatan penjualan sebesar 4 persen dibandingkan tahun 2018.
“Setelah semua orang melalui tahun ini dengan krisis (pandemi), kami pikir akan ada faktor psikologis di masyarakat bahwa mereka berhutang kepada diri sendiri dan keluarga sehingga merasa berhak mendapatkan liburan yang lebih dan hadiah yang lebih juga,” kata Kepala Ekonom NRF, Jack Kleinhenz.
The Macy’s Herald Square dan Manhattan Mall melaporkan ke media setempat bahwa pembeli yang datang langsung sangat terbatas terutama di awal hari Black Friday. Begitupun yang terjadi di mall Garden State Plaza di Paramus, New Jersey.
Penjualan online Black Friday diharapkan mencapai $ 10 miliar tahun ini. Artinya terjadi peningkatan 39 persen dari tahun lalu. Sementara Cyber Monday (hari belanja online) pada Senin (30 November 2020) diharapkan mencapai penjualan $ 12,7 miliar atau naik 35 persen dari tahun lalu. Data itu berdasarkan riset Adobe Analytics, yang memeriksa 80 dari 100 ritel online teratas di AS.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (The Centers for Disease Control and Prevention) telah menetapkan bahwa belanja berkerumun di toko-toko yang ramai sebagai aktivitas “berisiko tinggi” tertular Covud-19. Masyarakat telah diminta untuk belanja online, ketimbang mengunjungi pasar luar ruangan atau menggunakan penjemputan di tepi jalan.
Pandemi virus Corona telah menginfeksi lebih dari 12,8 juta dan menewaskan 263.462 di AS. Situasi ini mengharuskan department store dan toko tertentu ditutup selama Lockdown. Perusahaan raksasa lain yang terus beroperasi selama penutupan – seperti Amazon, Walmart, dan Target – dikabarkan mampu mempertahankan penjualan.