Cobisnis.com – Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, Wawan Rusiawan, mengatakan tren wisata domestik dan wisata alam akan populer pada 2021. Menurut Wawan, wisata domestik bakal lebih diminati dibandingkan wisata luar negeri sementara wisata alam akan lebih populer lagi.
“Tren wisata di masa Covid-19 yang dapat dikatakan masih berlangsung pada 2021, yang pertama adalah masyarakat masih memilih tujuan wisata domestik. Kemudian juga kita lihat wisata alam menjadi populer,” kata Wawan Rusiawan dalam webinar bertajuk ‘Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021’, Selasa (24 November 2020).
Saat ini, Kemenparekraf sedang fokus membenahi destinasi wisata domestik, khususnya wisata alam sebagai sektor pariwisata yang akan menjadi primadona di tahun 2021 serta pasca pandemi Covid-19.
“Kita ke depan harus mencari cara-cara baru bagaimana pariwisata di Indonesia bisa lebih menarik dan berkembang,” jelas Wawan.
Di masa pandemi, prioritas wisatawan telah bergeser pada prioritas protokol kesehatan Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability (CHSE). CHSE, kata Wawan, merupakan faktor terpenting bagi wisatawan dalam proses pengambilan keputusan dalam memilih destinasi untuk dikunjungi.
“Protokol kesehatan berbasis CHSE ini menjadi sebuah hal yang penting bagi pemerintah maupun masyarakat. Dan wisatawan akan selektif bagaimana memilih destinasi yang aman untuk mereka kunjungi,” ujar Wawan.
Diskon Nomor Dua
Head of Strategic Partnership Traveloka Accommodation, Louis Alfonso, mengatakan wisatawan cenderung lebih mementingkan destinasi wisata dengan standar protokol kesehatan dibandingkan promo yang disediakan oleh para pelaku usaha parekraf.
“Masyarakat sangat mementingkan kebersihan dan kesehatan untuk berwisata di masa pandemi Covid-19, diskon nomor dua,” ujar Louis.
Berdasarkan data riwayat pencarian di Traveloka, sudah terlihat adanya peningkatan animo masyarakat untuk berlibur pada akhir tahun hingga awal 2021.
“Pada Februari 2021 juga diproyeksikan terlihat ada peningkatan, dengan data seperti ini terlihat ada sinyal positif yang kita harapkan, nanti ada berita baik juga seiring vaksin yang sudah diproduksi secara massal, sehingga bisa membantu lebih lanjut mendorong kinerja pariwisata di Indonesia,” ujar Louis.
Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, Agustini Rahayu, mengatakan Kemenparekraf telah bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait untuk melakukan sertifikasi dan verifikasi para pelaku parekraf guna mengimplementasikan protokol kesehatan berbasis CHSE.
“Protokol kesehatan ini perlu diterapkan bersinergi dengan aktivitas di semua sektor kehidupan terutama di pariwisata dan ekonomi kreatif. Jadi semua harus paralel berjalan, kuncinya harus ada komitmen bersama untuk menjaga protokol kesehatan secara disiplin,” ujar Agustini.