Kantor berita AFP mengutip keterangan Menteri Kesehatan Hamad Hassan kepada wartawan, Selasa (4/8/2020) malam waktu setempat menyebut, jumlah korban tewas dikhawatirkan masih akan terus bertambah.
Hal itu mengingat proses evakuasi korban di lokasi masih terus dilakukan oleh petugas.
Selain itu, setidaknya 2.750 orang terluka dalam ledakan besar yang mengguncang ibu kota, kata Hassan.
Dikutip dari CNN, ledakan yang mengguncang Beirut pada hari Selasa petang menimbulkan kerusakan besar pada Istana Baabda.
Kediaman resmi presiden Lebanon itu menurut media pemerintah Libanon turut terdampak besarnya ledakan.
Ledakan itu menghancurkan jendela lorong, pintu masuk dan salon, kantor berita Libanon melaporkan, Selasa.
”Pintu dan jendela di beberapa sayap istana terlepas. Tidak ada yang terluka,” NNA juga melaporkan.
Selain itu, ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa sore terasa di pulau tetangga Siprus, sekitar 240 kilometer jauhnya dari Lebanon, menurut European-Mediterranean Seismological Center (EMSC).
“Kami menerima sejumlah laporan dari Siprus yang tampaknya terkait dengan ledakan ini, melaporkan kebisingan dan jendela berderak,” tulis EMSC melalui Twitter.
Beberapa pengguna media sosial juga menulis di Twitter mereka merasakan ledakan di rumah mereka di Siprus.
“Ledakan itu terasa di Limassol, Siprus, jendela kita terguncang,” tweeted Elias Mavrokefalos.
“Aku memeriksa untuk melihat apakah kita dibom,” warga Limassol lain mentweet.
Orang lain mengatakan dia juga mendengar ledakan itu dan merasakan “getaran cahaya” di kota Nicosia.
Menteri Luar Negeri Siprus Nikos Christodoulides juga tweeted bahwa dia dalam “komunikasi dengan pemerintah Libanon dan telah menginformasikan kesiapan Siprus segera untuk membantu Libanon.” (sumber kompas.com)