Cobisnis.com – Penjual daging berencana mogok berjualan sebagai dampak dari naiknya harga daging di pasaran. Aksi mogok dilakukan selama tiga hari terhitung mulai Selasa (19 Januari 2021). Seruan solidaritas ini dikeluarkan Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), berdasarkan hasil rapat pedagang daging se-Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Aksi mogok ini juga dilakukan Rumah Potong Hewan (RPH) yang menjadi penyuplai daging. Mogok RPH merupakan aksi solidaritas dan sebagai protes dengan cara menghentikan produksi selama tiga hari ke depan.
“Maka dengan ini seluruh pedagang daging diimbau untuk tidak melakukan aktivitas perdagangan, baik itu pemotongan sapi hidup dari RPH, maupun daging beku dari distributor di setiap pasar se-Jadetabek,” demikian surat edaran mogok tersebut.
Kepala RPH Tunas Karya Pamulang, Suwandi, menyatakan pihaknya ikut bersolidaritas dengan tidak melakukan pemotongan sapi dan daging selama tiga hari ke depan hingga Kamis (22 Januari 2021).
“Saya ikut berpartisipasi dengan rekan-rekan kita pedagang, karena harga sudah tidak sewajarnya sekarang,” katanya.
Suwandi menuturkan saat lebaran Idul Fitri tahun 2020 harga daging Rp88-89 ribu per kilogram.
“Itu lebaran yang harusnya lebih tinggi. Normalnya Rp84-85 per kilogram. Sementara modalnya sekarang itu, harusnya Rp94-96 ribu per kilogram,” jelasnya.
“Kalau di pasar itu harusnya Rp150 ribu per kilonya. Makanya kalau dijual dengan harga biasa Rp110-120 ribu per kilo itu enggak masuk dengan modal. Ya, makanya mereka pada demo. Kita RPH juga tidak berbuat apa-apa,” jelas Suwandi.
Harga daging diketahui sudah tidak stabil dalam dua bulan terakhir. Harga terus meningkat sehingga menggerus keuntungan pedagang sementara daya beli konsumen ambruk selama pandemi.
“Kalau harga tinggi karena permintaan naik itu untung, tapi ini kan rugi. Dan ketika sudah rugi selama ini, apa mungkin kami harus bertahan lagi sampai dua tiga bulan ke depan,” kata Ketua APDI Asnawi, Selasa (19 Januari 2021).