Cobisnis.com – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun lalu telah memberikan dampak jangka panjang bagi perekonomian global. International Monetary Fund (IMF) sebagai organisasi keuangan internasional pun memperingatkan adanya potensi krisis ekonomi berkepanjangan akibat Covid-19.
Kepala IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa pandemi akan menyebabkan krisis ekonomi berkepanjangan. Banyak negara akan semakin tertinggal akibat krisis ini.
Dalam pesan yang dikirimnya ke pertemuan negara-negara G20 hari Jumat (19/2) lalu, Georgieva mendesak pemerintah untuk meningkatkan distribusi vaksin agar Covid-19 bisa segera dikendalikan. Menegaskan kembali bahwa dampak pandemi bagi perekonomian benar-benar nyata.
“Kemajuan yang lebih cepat dalam mengakhiri krisis kesehatan dapat meningkatkan pendapatan global secara kumulatif sebesar US$ 9 triliun selama tahun 2020-2025. Itu akan menguntungkan semua negara,” ungkap Georgieva dalam unggahan di situs resmi IMF, seperti dikutip, kemarin.
Dia menjelaskan bahwa pendapatan tersebut harus digunakan untuk pembiayaan untuk vaksinasi, realokasi kelebihan pasokan ke negara-negara dengan kekurangan, dan peningkatan produksi vaksin.
Pada akhir tahun 2022 mendatang, pasar berkembang dan negara berkembang disebut akan mencatat pendapatan per kapita 22% lebih rendah dari masa sebelum krisis. Sementara di negara maju, nilainya hanya 13% lebih rendah.
Georgieva memperingatkan bahwa fenomena tersebut akan membawa jutaan masyarakat dunia jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem.
Untuk mengatasi masalah tersebut, IMF menyebut perlu adanya kolaborasi internasional yang lebih kuat untuk mempercepat peluncuran vaksin di negara-negara miskin.
IMF memperkirakan lebih dari separuh dari 110 negara berkembang dan berkembang di dunia akan mengalami penurunan pendapatan lebih jauh di belakang ekonomi maju hingga akhir tahun depan.
Lebih lanjut, krisis ekonomi akibat pandemi ini juga akan memperlebar kesenjangan pendapatan di negara-negara berkembang, terutama karena jutaan anak masih menghadapi gangguan pendidikan.
Setelah ini para menteri keuangan dari negara anggota G20 beserta kepala bank sentral akan bertemu melalui konferensi video untuk membahas keadaan pemulihan dan cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Pertemuan kali ini menempatkan Italia sebagai pemimpinnya.