• © Copyright 2025 Cobinis.com – All Right Reserved
Wednesday, December 24, 2025
Cobisnis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
No Result
View All Result
Cobisnis
No Result
View All Result
Home Teknologi

US Larang Model Drone Asing Baru, Pukulan Telak Bagi Raksasa China DJI

Zahra Zahwa by Zahra Zahwa
December 24, 2025
in Teknologi
0
US Larang Model Drone Asing Baru, Pukulan Telak Bagi Raksasa China DJI

JAKARTA, Cobisnis.com – Drone buatan China telah lama mendominasi langit Amerika Serikat, digunakan secara luas oleh pemilik pribadi, kepolisian, hingga pemadam kebakaran di berbagai wilayah. Namun, aturan baru yang dikeluarkan Federal Communications Commission (FCC) pada Selasa lalu membuat konsumen AS tidak lagi dapat membeli generasi terbaru drone tersebut.

FCC melarang impor dan penjualan seluruh model drone baru serta peralatan penting yang diproduksi oleh pabrikan asing, termasuk DJI yang merupakan produsen drone terbesar di dunia. Larangan ini dilakukan dengan memasukkan perusahaan-perusahaan tersebut ke dalam daftar khusus yang disebut Covered List, yakni entitas yang dinilai “menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima terhadap keamanan nasional Amerika Serikat”.

Keputusan FCC ini tidak berlaku untuk model drone yang sudah lebih dulu disetujui dan beredar di pasaran, serta drone yang saat ini masih digunakan. Meski demikian, kebijakan tersebut menandai puncak dari upaya bertahun-tahun pemerintah AS untuk menekan penggunaan drone buatan China, termasuk produk DJI dan Autel Robotics.

DJI menyatakan kekecewaannya atas keputusan tersebut, yang juga berpotensi memicu keresahan di kalangan pengguna drone di AS. Berdasarkan data Research and Markets, DJI menguasai sekitar 70% pangsa pasar global. Di luar sektor publik, drone buatan China banyak digunakan di AS untuk inspeksi infrastruktur dan konstruksi, pemantauan pertanian, hingga kebutuhan videografi profesional dan hobi.

Pada Juni lalu, Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mempercepat komersialisasi teknologi drone serta meningkatkan produksi drone dalam negeri guna melawan “kendali atau eksploitasi asing”. Ketua FCC Brendan Carr menegaskan bahwa pemerintah AS akan bertindak untuk mengamankan wilayah udara nasional dan mendorong dominasi drone buatan Amerika, tanpa mengganggu penggunaan drone yang sebelumnya telah disahkan.

FCC juga memastikan bahwa impor, penjualan, dan penggunaan model drone yang telah mendapat izin sebelumnya tetap diperbolehkan. Konsumen pun masih dapat menggunakan drone yang telah dibeli secara legal.

Pengumuman ini muncul setelah Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2025 mewajibkan peninjauan keamanan terhadap peralatan yang diproduksi DJI, Autel, dan produsen drone asing lainnya paling lambat 23 Desember 2025. Sepanjang tahun lalu, DJI telah berulang kali menyatakan kesiapannya untuk menjalani pemeriksaan dan bersikap transparan kepada otoritas AS.

Namun, FCC menyebut keputusannya didasarkan pada penilaian badan antarlembaga cabang eksekutif Gedung Putih yang menyimpulkan bahwa drone dan komponen buatan asing “berpotensi memungkinkan pengawasan berkelanjutan, pengambilan data secara ilegal, serta operasi destruktif di wilayah AS”.

Pihak DJI menilai keputusan tersebut tidak disertai penjelasan bukti yang jelas dan menyebut kekhawatiran soal keamanan data lebih mencerminkan proteksionisme dibandingkan prinsip pasar terbuka. Sementara itu, pemerintah China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian menyebut langkah FCC sebagai tindakan diskriminatif dan meminta AS menciptakan lingkungan bisnis yang adil bagi perusahaan China.

Kekhawatiran terhadap drone buatan China sebenarnya sudah muncul sejak lama. Pada 2017, Angkatan Darat AS melarang penggunaan drone DJI karena celah keamanan siber. DJI juga sempat masuk daftar hitam Departemen Perdagangan AS pada 2020 dan pembatasan investasi oleh Departemen Keuangan AS pada 2021. Pada 2022, Departemen Pertahanan AS memasukkan DJI ke dalam daftar perusahaan yang diduga bekerja sama dengan militer China, meski DJI membantah tuduhan tersebut dan kalah dalam gugatan hukum tahun ini.

Download WordPress Themes Free
Download WordPress Themes Free
Free Download WordPress Themes
Premium WordPress Themes Download
udemy paid course free download
download lava firmware
Download Premium WordPress Themes Free
free online course
Tags: cobisnis.comDroneDJIRegulasiTeknologiTeknologiDrone

Related Posts

Nicki Minaj Berubah dari Pengkritik Trump Jadi Pendukung Setia

Nicki Minaj Berubah dari Pengkritik Trump Jadi Pendukung Setia

by Zahra Zahwa
December 24, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Pada 2020, Nicki Minaj secara terbuka menyatakan dirinya “tidak akan ikut-ikutan mendukung Trump” setelah bertahun-tahun mengkritik kebijakan...

BI Tegaskan Larangan Menolak Pembayaran Tunai Rupiah, Kecuali Diragukan Keasliannya

BI Tegaskan Larangan Menolak Pembayaran Tunai Rupiah, Kecuali Diragukan Keasliannya

by Desti Dwi Natasya
December 24, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Bank Indonesia (BI) kembali menegaskan bahwa menolak pembayaran menggunakan uang tunai rupiah merupakan tindakan yang dilarang oleh...

Inggris Mau Hapus Sidang Juri untuk Banyak Kejahatan, Penentang Khawatir Hak Kuno Hilang

Inggris Mau Hapus Sidang Juri untuk Banyak Kejahatan, Penentang Khawatir Hak Kuno Hilang

by Zahra Zahwa
December 24, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Pemerintah Inggris berencana membatasi hak terdakwa untuk diadili melalui sidang juri dalam berbagai kasus pidana, langkah yang...

Pemerintahan Trump Gugat Washington DC Atas Undang-Undang Senjata Api

Pemerintahan Trump Gugat Washington DC Atas Undang-Undang Senjata Api

by Zahra Zahwa
December 24, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Pemerintahan Presiden Donald Trump menggugat pemerintah lokal Washington, DC, terkait undang-undang kepemilikan senjata api yang dinilai melanggar...

Chiefs Pindah Lintas Negara Bagian Setelah Kansas Setujui Stadion Kubah Baru

Chiefs Pindah Lintas Negara Bagian Setelah Kansas Setujui Stadion Kubah Baru

by Zahra Zahwa
December 24, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Klub NFL Kansas City Chiefs secara resmi mengumumkan akan meninggalkan Arrowhead Stadium, kandang mereka selama puluhan tahun...

Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Mahkamah Agung Queensland Menangkan BUMA Australia dalam Sengketa Kontrak Pertambangan

Mahkamah Agung Queensland Menangkan BUMA Australia dalam Sengketa Kontrak Pertambangan

December 23, 2025
BNI Alokasikan Rp19,51 Triliun untuk Kebutuhan Uang Tunai Selama Libur Nataru

BNI Alokasikan Rp19,51 Triliun untuk Kebutuhan Uang Tunai Selama Libur Nataru

December 23, 2025
Antam

Rotasi Komisaris Antam Kembali Soroti Larangan Rangkap Jabatan di BUMN

December 23, 2025
IFG Life Bayarkan Klaim Rp23,1 Triliun, Perluas Layanan di 20 Kota

IFG Life Bayarkan Klaim Rp23,1 Triliun, Perluas Layanan di 20 Kota

December 23, 2025
Wisatawan dan Kendaraan Membludak Masuk Yogyakarta

Wisatawan dan Kendaraan Membludak Masuk Yogyakarta

December 24, 2025
US Larang Model Drone Asing Baru, Pukulan Telak Bagi Raksasa China DJI

US Larang Model Drone Asing Baru, Pukulan Telak Bagi Raksasa China DJI

December 24, 2025
Nicki Minaj Berubah dari Pengkritik Trump Jadi Pendukung Setia

Nicki Minaj Berubah dari Pengkritik Trump Jadi Pendukung Setia

December 24, 2025
BI Tegaskan Larangan Menolak Pembayaran Tunai Rupiah, Kecuali Diragukan Keasliannya

BI Tegaskan Larangan Menolak Pembayaran Tunai Rupiah, Kecuali Diragukan Keasliannya

December 24, 2025
">
  • Redaksi
  • Profil
  • Media Kit
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Cyber
  • Kontak

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi & Bisnis
  • Nasional
  • Industri
  • Lifestyle
  • Humaniora
  • Kesehatan & Olahraga
  • Startup Center
  • Foto
  • Youtube

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved