JAKARTA, Cobisnis.com – Industri ritel menjadi salah satu industri yang paling terdampak pandemi. Kebijakan PPKM pada tahun pertama pandemi membuat konsumen tidak keluar rumah dan mulai bergeser melakukan belanja secara online atau membeli kebutuhan sehari-hari di toko terdekat. Alhasil ritel yang mengusung ukuran yang kecil dan lebih dekat dengan pemukiman penduduk justru semakin bertumbuh.
Berdasarkan hasil survei Inventure-Alvara, semua retail akan berlomba-lomba membuka toko sedekat mungkin dengan konsumen. Sebanyak 86,4% responden mengatakan berbelanja di toko terdekat tetap menjadi prioritas utama dalam memilih tempat berbelanja. Temuan ini semakin diperkuat dengan hasil riset Inventure-Alvara yang lain yaitu sebanyak 76,5% responden lebih memilih store yang lebih dekat dengan tempat tinggal meskipun koleksi produk tidak lengkap dibanding dengan main store.
“Intinya kalau terkait poximity itu memang sudah ada dari dulu, semua store akan ke arah sana, berlomba-lomba dekat dengan pemukiman” Ujar Yogky Susilo Staf ahli HIPPINDO.
Sedangkan ke depannya, aktivitas berbelanja secara offline akan kembali normal. “Secara keseluruhan konsumen akan kembali berbelanja secara langsung, karena kalau datang langsung belanjanya akan lebih banyak, maka pelaku retail perlu fokus pada aktivitas offline. fokus pada inovasi lapangan jangan cuma ke digital” pungkas Yongky Susilo pada acara Indonesia Industry Outlook 2022.
Sementara itu untuk produk makanan yang fresh dan mudah expired seperti makanan segar, buah, sayur dan lainnya, sebanyak 89% responden lebih memilih berbelanja secara langsung di toko offline dibanding berbelanja di toko online.
Selain itu terkait FMCG menurut Adhi S. Lukman, Ketua Umum GAPMMI selama awal pandemi hingga tahun 2021 industri FMCG telah mengalami lima krisis yaitu krisis kesehatan, krisis ekonomi, krisis logistik, krisis komoditi pangan dan krisis energi. Ditambah lagi aturan pangan dunia pun makin ketat dan ini merupakan tantangan bagi dunia FMCG ke depan.
“Dengan banyaknya tantangan-tantangan ini maka kami harus lebih agile,lebih competence dengan memanfaatkan teknologi bukan dimanfaatkan teknologi, dan harus mampu beradaptasi dengan cepat.” ungkap Adhi S Lukman lebih lanjut.