JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian komentari keluhan para PNS untuk kebijakan Tunjangan Hari Raya (THR). Tito mengatakan, situasi yang sulit ini, semua aparatur negara yang masih mendapatkan THR seharusnya merasa bersyukur masih menerima THR.
Sementara Pengamat ekonomi dari INDEF Nailul Huda mengkritisi kebijakan efisiensi THR bagi para ASN. Menurutnya dengan keputusan tersebut membuat kondisi keuangan negara jadi patut dipertanyakan. “Janji THR dibayarkan secara utuh sudah dianggarkan pada tahun lalu, dan tibatiba diubah mendekati hari pembagian THR. Artinya kondisi penerimaan negara kita sedang tidak baik,” ujar Huda saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta (4/5/2021).
Namun dia melihat alokasi anggaran yang ternyata dialokasikan kepada sektorsektor yang tidak terpengaruh oleh pandemi. Salah satu contohnya alokasi untuk kartu prakerja yang mencapai Rp20 Triliun. Sementara ada bagian yang tidak sedikit untuk pengembang platform baik platform penjual dan pemberi pelatihan. “Padahal mereka notabene tidak terkena dampak terlalu serius,” katanya.
Sejatinya PNS sebenarnya termasuk golongan yang tidak terkena efek terlalu signifikan. Maka bila THR dibagikan tanpa tunjangan maka yang harus dilihat apakah perubahan alokasi anggarannya untuk program yang tepat. “Bila THR untuk PNS dikurangin ya sudah sewajarnya mereka menuntut untuk program pemerintah yang tidak tepat juga dibatalkan. Mulai dari program kartu prakerja, diskon PPnBM mobil, sampai diskon perumahan yang umumnya dinikmati oleh orang-orang kaya,” tambahnya.