JAKARTA, Cobisnis.com – Saat ini, berbagai produsen otomotif di seluruh dunia sedang bersaing dalam pengembangan beragam varian mobil listrik, termasuk SUV dan model lainnya.
Namun, Jepang baru-baru ini memperkenalkan teknologi yang tidak tergantung pada bensin atau listrik, melainkan hidrogen.
Keputusan ini diambil karena produsen otomotif di Eropa bersaing merilis produk mobil masa depan yang bebas emisi melalui kendaraan listrik.
Pabrikan otomotif Jepang justru lebih meyakini pada kendaraan hidrogen atau Full Cell Electric (FCEV).
Salah satu dorongan utama bagi pabrikan otomotif Jepang untuk mengembangkan kendaraan berbahan bakar hidrogen berasal dari dukungan pemerintah Jepang sendiri.
Pemerintah Jepang, melalui Badan Energi dan Sumber Daya Alam, secara aktif mempromosikan peningkatan penggunaan kendaraan bebas emisi.
Jepang bahkan menjadi negara pertama yang merancang Strategi Nasional Hidrogen pada tahun 2017.
Kendaraan hidrogen menggunakan sel bahan bakar untuk mengubah hidrogen menjadi listrik, dengan satu-satunya hasil sampingnya adalah air bersih.
Dalam hal emisi, kendaraan hidrogen memiliki tingkat emisi yang sangat rendah, sebanding dengan mobil listrik.
Banyak ahli meyakini bahwa kendaraan hidrogen memiliki peran kunci dalam mewujudkan industri otomotif yang bebas emisi.
Untuk menyimpan bahan bakar hidrogen, digunakan tangki bertekanan tinggi, dan hidrogen disimpan dalam bentuk gas daripada cair. Hal ini karena penyimpanan hidrogen dalam bentuk cair memerlukan suhu sangat rendah dan sulit diaplikasikan dalam kondisi praktis.
Meskipun demikian, pabrikan otomotif Jepang tetap konsisten dengan keputusannya. Meskipun Honda, salah satu produsen otomotif Jepang, terus mengembangkan kendaraan listrik, mereka juga fokus pada pengembangan teknologi penggerak hidrogen.
Honda baru-baru ini bermitra dengan Isuzu untuk merancang truk bertenaga hidrogen yang dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun 2027.
Selain itu, Honda, Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki berencana membentuk asosiasi untuk mengembangkan teknologi penggerak hidrogen.
Asosiasi ini, yang dibentuk bersama Toyota, bertujuan untuk mengadopsi teknologi yang telah dikembangkan Toyota ke kendaraan yang lebih berat.
Toyota sendiri telah lama terlibat dalam pengembangan mesin berbahan bakar hidrogen dan menguji teknologinya di ajang balap.