JAKARTA, Cobisnis.com – Saham produsen gas Australia, Santos (STO.AX), turun hampir 14% pada Kamis setelah konsorsium yang dipimpin Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) membatalkan tawaran akuisisi senilai $18,7 miliar, dengan alasan tidak tercapai kesepakatan komersial.
Beberapa analis menyoroti bahwa ini adalah kegagalan ketiga upaya akuisisi terhadap Santos dalam tujuh tahun terakhir. Namun, sebagian investor tetap tenang karena Santos diperkirakan akan mendapat keuntungan dari dua proyek besar yang segera mulai berproduksi, yakni di Australia dan Alaska.
Andy Forster, manajer portofolio di Argo Investments, salah satu dari 10 pemegang saham terbesar Santos, mengatakan: “Mereka sebaiknya fokus mengelola bisnis dan semoga arus kas akan masuk serta tercermin dalam harga saham seiring waktu.”
Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, unit luar negeri ADNOC, XRG, menarik diri setelah muncul kewajiban pembayaran pajak keuntungan modal atas aset Santos di Papua Nugini yang nilainya mencapai ratusan juta dolar. Santos berharap XRG menanggung pembayaran tersebut, namun konsorsium menolak.
Santos menyatakan telah menawarkan kesepakatan dengan harga $5,626 per saham, sedikit di bawah penawaran awal Juni sebesar $5,76 per saham. Dengan memperhitungkan utang bersih, nilai transaksi itu mencapai sekitar A$36,4 miliar ($24,2 miliar), yang seharusnya menjadi akuisisi tunai terbesar dalam sejarah korporasi Australia.
Namun, saham Santos anjlok ke A$6,61 pada perdagangan Kamis pagi, level terendah sejak 10 Juni, dan menuju penurunan harian terburuk dalam lebih dari lima tahun. Indeks acuan S&P/ASX200 sendiri melemah 0,64%.
Kegagalan kesepakatan ini juga memicu keluarnya investor arbitrase, menghapus “premi akuisisi” yang sebelumnya mendongkrak harga saham. Meski begitu, beberapa manajer investasi menilai kondisi ini positif. Romano Sala Tenna dari Katana Asset Management mengatakan Santos kini memasuki fase pertumbuhan dengan proyek besar seperti Barossa di Australia barat laut dan Pikka di Alaska.
Pertanyaan ke depan adalah bagaimana nasib proyek-proyek yang selama ini ditunda, termasuk proyek gas Narrabri dan proyek minyak-gas El Dorado di Australia.
Konsorsium XRG menyebut “kombinasi berbagai faktor” yang memengaruhi penilaian mereka terhadap tawaran tersebut. Hal ini menambah tekanan pada dewan Santos, mengingat sebelumnya perusahaan juga menolak tawaran $10,8 miliar dari Harbour Energy pada 2018 dan gagal merger dengan Woodside Energy yang bisa menciptakan raksasa minyak-gas senilai A$80 miliar.
Meski begitu, Ketua Santos, Keith Spence, menegaskan perusahaan memiliki strategi yang jelas, kepemimpinan yang kuat, serta peluang pertumbuhan berkualitas tinggi. Ia yakin kekuatan ini akan memberikan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.
Sementara itu, bank investasi Jarden menurunkan rekomendasi saham Santos dari “overweight” menjadi “underweight” dan memangkas target harga 12 bulan dari A$8,40 menjadi A$7,05 per saham.














