JAKARTA, Cobisnis.com – PT Merdeka Copper Gold Tbk (Kode saham: “MDKA”) merampungkan studi kelayakan proyek Acid, Iron, Metal (“AIM”). Proyek AIM ini diharapkan menambah pendapatan MDKA sebesar US$170 juta per tahun selama lebih dari 20 tahun.
Wakil Presiden Direktur MDKA, Simon James Milroy mengatakan Perseroan telah menandatangani Perjanjian Usaha Patungan (JVA) untuk proyek AIM dengan Eternal Tsingshan Group Limited (“Tsingshan”) dan afiliasinya masing-masing.
Selanjutnya, para pihak mendirikan perusahaan patungan berbadan hukum Indonesia yakni PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), untuk menjalankan dan mengoperasikan Proyek AIM, dimana 80% dimiliki oleh MDKA dan 20% oleh Tsingshan. Proyek AIM akan memulai konstruksi pada kuartal II-2021 dan ditargetkan untuk memulai produksi pada kuartal IV 2022.
“Kami bersyukur atas pencapaian Proyek AIM. Proyek AIM ini akan menghasilkan nilai ekonomi yang menarik, memiliki nilai bersih sekarang (NPV) sebesar US$407 juta berdasarkan tingkat diskonto 8% dan tingkat pengembalian internal (IRR) sebesar 26%. Perseroan akan terus menjaga pertumbuhan bisnis dengan memaksimalkan potensi bisnis yang prudent di tengah kondisi bisnis yang penuh tantangan saat ini,” kata Simon dalam Paparan Publik usai Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Selasa (25/5/2021).
MDKA menganggarkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar US$290 juta untuk pabrik awal proyek AIM, yang akan menghasilkan pendapatan tahunan sekitar US$170 juta selama lebih dari 20 tahun.
Untuk menjaga kinerja terus bertumbuh, MDKA juga akan terus melanjutkan kegiatan pre-feasibility study (studi pra kelayakan) untuk potensi Proyek Tembaga Tujuh Bukit, yang mengandung sumber daya 8,7 juta ton tembaga dan juga 28 juta ounces emas.
Lebih lanjut, pendapatan konsolidasi, EBITDA, dan laba pada 2021 diperkirakan meningkat kedepannya, seiring dengan operasi normal di Tambang Emas Tujuh Bukit pasca insiden rekahan heap leach, yang diharapkan kembali normal mulai kuartal III 2021 serta peningkatan produksi tembaga dari Tambang Tembaga Wetar.
Pada kuartal I 2021, MDKA memproduksi 16.585 ounces emas dan 2.489 ton tembaga, peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan produksi pada Q4-2020 sebesar 5.355 ounces emas dan 1.017 ton tembaga.
Peningkatan produksi terutama dikarenakan perkembangan positif dalam perbaikan pelataran pelindian akibat insiden rekahan di Tambang Emas Tujuh Bukit dan peningkatan produksi di Tambang Tembaga Wetar. MDKA menargetkan produksi 100.000-120.000 ounces emas dan 14.000-17.000 ton tembaga pada 2021.
Secara kinerja keuangan, pada kuartal I 2021, MDKA mencatat pendapatan US$46,55 juta, aset perusahaan tercatat naik menjadi US$1,16 miliar dari US$929,61 juta pada Maret 2021. Selama tahun 2020, MDKA mencatatkan pendapatan sebesar US$321,86 juta, lebih rendah 20,14% dibandingkan dengan 2019 sebesar US$402,03 juta.
Simon menjelaskan, penurunan pendapatan mayoritas dikarenakan dua hal, yaitu pertama, berjalannya proses strategic review di tambang tembaga Wetar, untuk proses integrasi dengan proyek AIM yang telah selesai di akhir tahun 2020.
Kedua, yaitu adanya insiden pergeseran permukaan tanah di heap leach pad di tambang emas Tujuh Bukit pada September 2020, yang berdampak kepada minimnya produksi dan juga penurunan penjualan di kuartal IV 2020.
“Proses remediasi/perbaikan telah berjalan sejak kuartal IV 2020. Sebagai hasilnya, pada Januari 2021 proses produksi dari kegiatan heap leach telah dimulai meskipun belum beroperasi secara penuh. Proses remediasi/perbaikan sedang berjalan bertahap yang ditargetkan selesai di akhir kuartal II 2021 ini,” pungkas Simon.
Hasil RUPS
Sekretaris Perusahaan MDKA, Adi Adriansyah Sjoekri menjelaskan RUPS menyetujui sejumlah agenda, diantaranya menyetujui rencana pembelian kembali (buyback) saham Perseroan.
MDKA berencana melakukan pembelian kembali atas saham Perseroan sebanyak-banyak 1% atau maksimum 229.033.658 lembar saham dengan alokasi dana maksimum sebesar Rp530 miliar. Buyback akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 18 bulan sejak disetujuinya pembelian kembali saham Perseroan oleh RUPSLB.
“Pertimbangan MDKA, dalam melakukan buyback ini adalah agar Perseroan dapat memiliki fleksibilitas yang memungkinkan Perseroan memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham Perseroan jika harga saham Perseroan tidak mencerminkan nilai/kinerja Perseroan yang sebenarnya, dan dalam rangka pelaksanaan program insentif jangka panjang atau Long Term Insentive (LTI) bagi karyawan dan/atau Direksi dan/atau Dewan Komisaris Perseroan dan/atau anak perusahaan Perseroan untuk memacu kinerja dari Perseroan dan/atau anak perusahaan,” kata Adi.
RUPS juga menyetujui perubahan Direksi MDKA seiring dengan diterimanya surat pengunduran diri Bapak Tri Boewono dari jabatannya sebagai Presiden Direktur, dan mengangkat Bapak Albert Saputro sebagai Presiden Direktur dan Ibu Titien Supeno sebagai Direktur.
Dengan demikian susunan direksi PT Merdeka Copper Gold Tbk pasca RUPS 25 Mei 2021 menjadi:
Presiden Direktur: Albert Saputro
Wakil Presdir: Simon James Milroy
Direktur: Gavin Arnold Caudle
Direktur: David Thomas Fowler
Direktur: Michael W.P. Soeryadjaya
Direktur: Hardi Wijaya Liong
Direktur: Titien Supeno
Direktur Independen: Chrisanthus Supriyo.
Perseroan mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri Boewono atas dedikasinya kepada Perseroan selama menjabat. Perseroan juga mengucapkan selamat atas bergabungnya Bapak Albert Saputro dan Ibu Titien Supeno sebagai anggota baru Direksi Perseroan.