JAKARTA, Cobisnis.com – PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) terus meningkatkan Kemitraan dengan petani tebu. Saat ini terdapat 23.559 petani tebu rakyat yang tersebar di Pulau Jawa, di antaranya 4.136 petani di wilayah Jawa Barat, 653 petani di Jawa Tengah, dan 18.770 di Jawa timur.
“Mitra petani berperan dalam produksi tebu dan bahan baku di pabrik gula, oleh karenanya peningkatan kemitraan dengan petani tebu terus dilakukan bersinergi dengan BUMDes setempat,” jelas Dirut RNI, Arief Prasetyo Adi.
Arief menyebut, profil sebaran data petani tebu saat ini terbanyak di wiayah Jawa Barat dengan jumlah 4.136 petani, sebaran data di antaranya Kabupaten Cirebon 1.262 petani, Kabupaten Indramayu 719 petani, Kabupaten Kuningan 38 petani, Kabupaten Majalengka 1.601 petani, Subang 515 petani, dan Sumedang 1 petani.
Sementara data sebaran mitra petani tebu di Jawa Timur tercatat sebanyak 18.770 petani dengan sebaran di antaranya Kabupaten Bojonegoro 89 Petani, Gresik 77 Petani, Jombang 38 petani, Kediri 25 petani, Lamongan 2 petani, Madiun 326 petani, Magetan 696 petani, Malang 16.786 petani, Mojokerto 44 petani, Nganjuk 73 petani, Ngawi 396 petani, Pasuruan 67 petani, Ponorogo 51 petani, Sidoarjo 98 petani dan Tuban 2 petani. Untuk sebaran data Jawa Tengah tercatat sebanyak 653 petani tebu.
“Kami berharap dengan peningkatan kemitraan petani ini dapat terus meningkatkan juga minat masyarakat lokal di daerah untuk bergabung menjadi petani modern, bahkan diharapkan kedepan profesi petani tebu turut dapat didominasi oleh generasi milenial, sinergi dengan Kementerian Pertanian,” katanya.
Menurutnya, sesuai arahan Menteri BUMN Erick Thohir bahwa ekosistem pangan harus terus dilakukan transformasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional, salah satunya sektor Pertanian. Hal ini pun sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo yang berharap generasi milenial dapat berkontribusi sebagai motor penggerak sektor pertanian.
“Sesuai komitmen kami dalam peningkatan kemitraan dengan Mitra Petani tebu, kami mengajak millennial untuk ikut berperan sebagai petani dan berkontribusi untuk transformasi industri gula nasional.”harapnya.
Selain itu, Sosiolog sekaligus Akademisi Universitas Gadjah Mada, Arie Sujito mengatakan program kemitraan dengan petani dirancang untuk menciptakan ekualitas dan paradigma baru yang didorong oleh Negara untuk menciptakan fairness dalam memenuhi hak Pemangku Kepentingan.
“Program Kemitraan dengan melibatkan BUMDes dengan pendekatan empowerment dapat menjadikan masyarakat petani sebagai subjek strategis dan untuk kesejahteraan petani,” ujar Arie.
Menurut Arie, mari dudukkan kemitraan pada value sesungguhnya dengan mengoptimalkan interaksi dengan para petani, peningkatan pemberdayaan, desain implementatif masyarakat petani kepada yang belum bergabung.
“Saya berharap semua memiliki komitmen menjaga kemitraan sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas industri gula maupun pertanian dengan cara positif, memperkuat kemitraan dengan dialog pemberdayaan yang menjadikan petani sebagai subjek, desa sebagai subjek yang tujuannya untuk mencapai kesejahteraan petani,” terangnya.
Arie menambahkan, pendekatan kemitraan selama ini telah berhasil mendorong pemberdayaan petani, BUMDes dan produktivitas industri gula yang satu sama lain bisa saling menopang.
“Tantangannya adalah bagaimana memperkuat kemitraan supaya tujuan kesejahteraan bersama petani, BUMDes dan pabrik gula akan bersinergi, dan menjadi bagian dari cita – cita nasional kita sekaligus berkontribusi mendorong kedaulatan pangan khususnya industri gula yang ditopang oleh produktivitas petani tebu,” pungkasnya.