Cobisnis.com – MarkPlus, Inc. mengadakan riset bertajuk Survei Ketertarikan Masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi. Riset ditujukan untuk mengetahui ketertarikan calon peserta didik/orang tua terhadap pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi.
Terdapat enam hal yang digali dalam riset ini, seperti awareness responden terhadap pendidikan tinggi vokasi maupun SMK, sumber informasi, persepsi peserta terhadap pendidikan tinggi vokasi dan SMK, alasan ketertarikan, hingga keinginan rekomendasi.
Survei kali ini tidak hanya melibatkan para siswa, tetapi juga orang tua dengan responden berjumlah 890 orang. Dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori Pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi.
Untuk kategori Pendidikan SMK terdapat 390 responden yang terdiri dari peserta didik SMP, orang tua SMP dan orang tua SD. Sementara kategori Pendidikan SMA berjumlah 500 responden yang terdiri dari peserta didik SMK, peserta didik SMA, orang tua SMK, dan orang tua SMA.
Riset dilakukan di 10 wilayah di Indonesia dengan mempertimbangkan jumlah siswa terbanyak, persebaran wilayah responden, pemilihan kota/titik utama, juga komposisi siswa SMK. Kesepuluh wilayah tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Bali, dan Sulawesi Utara.
Hasil Survei
Dari sisi awareness, mayoritas responden mengaku aware dengan pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi. Sejumlah 92,3% responden mengetahui informasi seputar SMK, sedangkan 70,6% responden mengetahui informasi mengenai Pendidikan Tinggi Vokasi.
“Dari hasil survei, tingkat pengetahuan sejumlah responden terhadap Pendidikan Tinggi Vokasi masih berada dibawah SMK. Namun, mayoritas responden mengaku aware dengan Pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi, dimana sumber informasi terbesar adalah melalui teman,” ujar Taufik selaku Deputy Chairman MarkPlus, Inc. dalam press conference yang digelar secara virtual, Selasa (6 April 2021).
Jika dilihat dari tingkat ketertarikan masyarakat, mayoritas responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke SMK (82,05%) dan Pendidikan Tinggi Vokasi (78,6%). Faktor ketertarikan terbesar terhadap SMK dipengaruhi oleh prospek kerja yang dinilai bagus (57,8%) dan pilihan jurusan yang banyak (51,95%).
Sementara itu, faktor ketertarikan terbesar terhadap Pendidikan Tinggi Vokasi dipengaruhi oleh prospek kerja yang bagus (68,7%), studi yang singkat (46,1%), dan dinilai dapat langsung bekerja setelah lulus (41,7%).
Ketertarikan responden terhadap pendidikan SMK dan pendidikan tinggi vokasi juga dipengaruhi oleh cita-cita responden yang mayoritas menjadi pengusaha (20,2%).
Selain itu, ada pula yang ingin bekerja di bidang Desainer Fashion dan Desain Grafis, di mana kedua pekerjaan tersebut dapat ditunjang pada jurusan yang ada di pendidikan SMK maupun pendidikan tinggi vokasi.
Di sisi lain, responden dengan kategori Orangtua siswa SMK, ingin agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke Pendidikan Tinggi pada Fakultas Vokasi dengan pertimbangan prospek ke depan (37,9%).
Berbeda dengan responden dari kategori orang tua siswa SMA, yang ingin agar anaknya memilih Pendidikan Tinggi Fakultas Non Vokasi dengan pertimbangan kualitas dan reputasi dari instansi (41,3%).
“Jika dilihat dari responden siswa SMA dan SMK, kedua kategori ini lebih memilih Universitas Negeri dengan Fakultas Non Vokasi. Alasannya adalah kualitas dan reputasi dengan angka 36,6% untuk responden siswa SMK dan 40,4% untuk responden siswa SMA,” lanjut Taufik.
Pentingnya Awareness
Founder dan Chairman MarkPlus, Inc,
Hermawan Kartajaya mengatakan, dari hasil survei tersebut perlu diperlukan adanya peningkatan awareness terhadap pendidikan vokasi untuk dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat.
“Setelah awareness dari pendidikan vokasi meningkat, bisa dilanjutkan untuk melakukan komunikasi terhadap kualitas dari SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi, dan akhirnya melakukan pendekatan entrepreneurial marketing untuk pendidikan vokasi, khususnya kepada siswa SMK dan mahasiswa D3,” ujar Hermawan.
Sementara itu, Jacky Mussry selaku CEO dan Dean MarkPlus Institute mengatakan, survei ini diharapkan dapat menjadi pacuan bagi dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi vokasi untuk terus meningkatkan awareness dan mengkomunikasi kualitas dan reputasi dari vokasi.
“Karena, pada dasarnya pendidikan itu hanya sebagai katalis, semuanya balik ke individu masing-masing. Masa depan itu harus diciptakan sendiri tidak bergantung dari faktor lain, tetapi dari orang itu sendiri,” tutup Jacky.