JAKARTA,Cobisnis.com – “Crashing Eid” adalah film asal Arab Saudi yang disutradarai oleh Ali Alattas dan Said Zagha. Film ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Razan yang ingin menikah dengan pria asal Britania yang memiliki orang tua dari Pakistan. Razan diperankan oleh Summer Shesha, Sameer diperankan oleh Hamza Haq, Lemar diperankan oleh Bateel Qamlo, Sofyan diperankan oleh Yasir Alsaggaf, dan Hasan diperankan oleh Khalid Al-Harbi.
“Crashing Eid” adalah film yang memberikan pandangan mendalam tentang berbagai aspek budaya Arab. Film ini terdiri dari 4 episode yang memperkenalkan penonton pada beberapa elemen unik yang mencerminkan kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Arab.
Berikut adalah beberapa poin kunci yang mewarnai pengalaman menonton “Crashing Eid”:
Makanan Khas dan Pola Makan
Film ini menyoroti sambosa sebagai makanan khas dan cemilan yang sering dinikmati oleh karakter-karakternya. Sambosa, adonan tepung terigu yang diisi dengan daging atau sayuran, menjadi simbol keanekaragaman kuliner Arab. Selain itu, pola makan terpisah antara laki-laki dan perempuan mencerminkan tradisi budaya Arab yang kental.
Selain sambosa, masih banyak hal yang lain dalam perihal makanan. Makanan yang disajikan ketika perjamuan itu sangat banyak walaupun orang yang hadir sedikit. Padahal makanan yang disajikan bisa dimakan untuk 5 orang namun ketika perjamuan makan hanya ada 3 orang di dalam ruangan tersebut.
Mereka sangat menghormati tamu. Jika ada tamu datang ke rumah mereka. Mereka tidak segan untuk menyajikan makanan dan minuman yang sangat banyak. Makanan yang disajikan juga sangat beragam.
Pernikahan dan Rasisme
Pernikahan di antara orang Arab ditampilkan sebagai upaya untuk menjaga kemurnian darah Arab. Konflik pun muncul ketika cinta Sameer dan Razan melibatkan perbedaan budaya dan resistensi dari kedua keluarga. Adegan rasisme juga menyuguhkan pandangan terhadap sikap diskriminatif di dalam masyarakat Arab.
Rasisme ini sangat marak di dalam masyarakat Arab sehingga menyulitkan kedua pasangan ini untuk menikah. Bahkan kedua pasangan ini berniat menikah tanpa sang Ayah dari perempuan. Ayah dari Razan yaitu Hasan. Pada awalnya keluarga Razan sangat menentang Sameer, karena ia bukan orang Arab. Sehingga mereka rela melakukan aksi nekat memanggil penghulu untuk pernikahan mereka. Namun mereka membutuhkan saksi dari calon pengantin wanita. Sehingga Razan memanggil saudara laki – lakinya sebagai saksi.
Namun hal itu tidak terjadi karena Sofyan bersikap bijaksana dan melaporkan kepada sang Ayah. Sehingga batal pernikahan tersebut. Namun di akhir, sang Ayah dan Ibu Razan berubah pikiran sehingga menerima Sameer dengan alasan, Sameer ada pria yang baik dan tidak memiliki kesalahan. Apa salahnya jika menikahkan putrinya dengan seorang pria yang memiliki perilaku yang baik. Terjadilah pernikahan tersebut di Hari Raya. Hal tersebut ditolak oleh sebagian keluarganya disebabkan keluarga Hasan memiliki prinsip yang beda pada akhirnya. Namun, hal tersebut tidak menggoyahkan Hasan dan Istrinya. Mereka sangat bahagia dengan keputusan dalam keluarga besar mereka.
Sikap Orang Arab
Film ini memberikan gambaran sikap orang Arab, termasuk ketidaksetujuan terhadap keterlambatan, nilai keluarga yang tinggi, ketertarikan pada hal-hal material, egoisme, dan proteksi terhadap anak-anak. Sikap ini menjadi elemen penting dalam memahami dinamika hubungan antar karakter.
Mereka sangat menjaga aspek kekeluargaan dalam hubungan mereka. Mereka sangat suka berkunjung setiap pekan ke rumah saudara – saudara mereka. Berkumpul antara keluarga sangat besar sangat sering dilakukan oleh mereka. Merupakan aib apabila salah satu dari mereka enggan berkunjung ke rumah saudara mereka.
Materialistis, mereka sangat menjunjung tinggi hal – hal materi. Seperti, rumah mewah, mobil, dan pakaian – pakaian mereka sangat mahal. Sehingga ketika ada pernikahan, hal tersebut yang menjadi salah satu yang dipertimbangkan.
Egoisme, hal tersebut ketika Nenek Lemar enggan menerima saran dari putrinya sendiri. Ibunya Razan marah ketika Razan memberi saran. Razan sangat kecewa dengan perilaku ibunya.
Cinta dan Perceraian
“Crashing Eid” menciptakan narasi mengenai kompleksitas cinta seiring berjalannya waktu. Perceraian juga ditampilkan sebagai tantangan serius, terutama terkait hak asuh anak yang dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional anak. Film ini memberikan pesan bahwa perawatan yang bijaksana diperlukan untuk melibatkan anak-anak dalam situasi perceraian.
Hak asuh anak merupakan sebuah problem yang serius dialami oleh Paman Lemar, Sofyan. Ia tidak mendapat hak asuh anaknya sendiri sehingga menyulitkan untuk bertemu anaknya sendiri. Bahkan 3 bulan belum bertemu dengan anaknya sendiri. Hal tersebut disebabkan mantan istrinya yang sangat protektif kepada anaknya. Namun, perkara ini dilindungi oleh hukum di Arab. Hal tersebut merupakan hal yang sah saja.
Uniknya Budaya Arab
Film ini menghadirkan beberapa elemen budaya Arab yang menarik, seperti tradisi membaca surat Yasin saat ada yang meninggal, keahlian menjahit nenek, makan dan minum terpisah antara laki – laki dan perempuan jika di rumah keluarga. Namun, jika perempuan dalam satu ruangan. Mereka akan membuka jilbab mereka, dan ritual pernikahan yang melibatkan kehadiran saudara laki-laki atau perempuan dari kedua keluarga.
Beragam budaya yang mereka miliki sangat membuat mata kita enggan beranjak dari kursi yang kita duduki. Karena dalam film ini, ditampilkan hal – hal yang unik dan berbentuk komedi. Unik dari sisi aktor dan hal – hal yang terjadi di Arab. Hampir dalam adegan di film “Crashing Eid” membuat kita tertawa dan sangat penasaran terhadap konflik yang terjadi di film ini. Komedi dari seorang kakek dari cucu yang cantik yang menampilkan watak bijaksana namun memiliki karakter lucu. Sehingga merupakan hal yang tak bisa dilupakan.
Ayah dan putri yang sangat menyayangi satu sama lain akan sangat berwarna dalam film ini. Bahkan dalam adegan ketika Razan meminta izin dan memohon sesuatu kepada sang Ayah. Hal tersebut merupakan hal yang unik dan lucu.
Walaupun mereka memiliki masalah konflik yang beragam mereka sebenarnya masih memiliki kecintaan satu sama lain. Sehingga mereka akan bermaaf-maafan ketika salah satu dari mereka berbuat salah. Mereka akan memperbaiki hubungan mereka.
Kesimpulan
“Crashing Eid” memberikan pemahaman yang dalam tentang budaya Arab. Kemudian menghadirkan kompleksitas dan keragaman budaya tersebut. Film ini merangkum nilai-nilai positif dan negatif dalam masyarakat Arab, memberikan pandangan multidimensional yang mendorong pemirsa untuk lebih memahami dan menghargai keberagaman budaya ini.
Film ini layak ditonton oleh seluruh kalangan. Hal tersebut akan merubah perspektif tentang orang Arab yang mungkin memiliki konotasi negatif yang bagi orang yang belum pernah ke Arab langsung. Jika anda menonton film ini, anda akan merasakan hidup di lingkungan Arab.