JAKARTA, Cobisnis.com – Reno, anjing pelacak K 9 Polda Riau, meninggal saat bertugas mencari korban banjir bandang di Agam, Sumatra Barat. Seekor Belgian Malinois berusia 8 tahun itu gugur setelah beberapa hari ikut operasi pencarian sejak 29 November 2024.
Reno dinyatakan meninggal pada 2 Desember karena dugaan sakit dan kelelahan. Kondisi itu muncul setelah proses pencarian intens yang menuntut stamina tinggi di medan yang lumpur dan penuh reruntuhan. Tim SAR menyebut cuaca lembap dan panas ikut memperberat kerja anjing pelacak.
Meski tugas SAR dikenal berat, banyak studi menunjukkan anjing penyelamat biasanya tetap bisa hidup panjang dan sehat. Temuan itu bikin dugaan faktor heatstroke, stres fisik, atau kondisi tertentu lebih mungkin memicu kematian mendadak seperti yang dialami Reno.
Peristiwa ini memicu perhatian soal standar keselamatan hewan dalam operasi kemanusiaan. Banyak pihak menilai pelatihan pawang harus diperkuat supaya bisa membaca tanda kelelahan anjing K 9 lebih cepat dan mengambil tindakan darurat di lapangan.
Polda Riau menyampaikan duka mendalam atas gugurnya Reno. Mereka menegaskan bahwa peran anjing pelacak bukan sekadar alat kerja, tapi partner yang ikut menopang tugas kemanusiaan dan penegakan hukum.
Reno ikut dikerahkan karena keahliannya membaca bau manusia dalam kondisi ekstrem. Kapasitas itu biasanya dipakai untuk mempercepat pencarian korban bencana yang terjebak lumpur atau material bangunan.
Beberapa relawan menilai sistem dukungan untuk K 9 di lapangan masih perlu ditingkatkan. Mulai dari pengawasan suhu tubuh, jadwal istirahat, sampai pemenuhan cairan yang konsisten agar anjing tetap aman bekerja di kondisi ekstrem.
Kasus Reno juga membuka diskusi baru tentang perlindungan hewan tugas negara. Saat semakin banyak daerah menghadapi bencana hidrometeorologi, kebutuhan standar keselamatan hewan SAR jadi isu yang makin mendesak secara sosial dan operasional.
Reno dikebumikan secara resmi dengan penghormatan penuh menggunakan bendera Merah Putih. Upacara ini jadi bentuk penghargaan atas dedikasi Reno di sejumlah operasi penegakan hukum dan misi kemanusiaan selama bertahun tahun.
Masyarakat luas memberi simpati, menyebut Reno sebagai simbol kerja sunyi tim SAR yang jarang terlihat publik. Kisah ini dianggap penting sebagai pengingat bahwa keselamatan personel, termasuk anjing K 9, harus jadi prioritas di tengah meningkatnya bencana di Indonesia.














