JAKARTA, Cobisnis.com – Pemerintah melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) siap melakukan hilirisasi batu bara melalui gasifikasi menjadi dimethyl ether (DME).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional Bahlil Lahadalia menyerahkan secara resmi dokumen Pra-Studi Kelayakan kepada CEO Danantara Rosan Roeslani. Dalam dokumen tersebut, terdapat 18 proyek dengan 8 di antaranya merupakan hilirisasi di sektor mineral dan batu bara.
Untuk hilirisasi batu bara, gasifikasi menjadi DME akan dilakukan di enam wilayah Indonesia, yaitu Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, dan Banyuasin.
Bahlil mengatakan, seluruh proyek ini merupakan proyek baru dan tidak termasuk proyek DME yang sebelumnya telah dilakukan groundbreaking.
“Tapi ini semua proyek baru, karena kan misalnya proyek DME, kan beberapa tahun yang lalu sudah ada beberapa perusahaan tambang batu bara yang mengkaji soal DME,” ujar Bahlil kepada awak media di Gedung Kementerian ESDM yang dikutip Rabu, 23 Juli.
Untuk informasi, sebelumnya pemerintah telah meresmikan proyek gasifikasi batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjadi DME pada tahun 2022 silam ditargetkan akan Commercial Operation Date (COD) pada kuartal empat tahun 2027. Namun hingga saat ini proyek tersebut tak kunjung berjalan.
“Kan pernah juga kita melakukan groundbreaking di Sumsel, dulu waktu itu saya masih jadi Menteri Investasi. Pernah kita melakukan groundbreaking, tapi kan enggak jalan. Itu masih bagian ikutan, cuma memang tempatnya belum tentu di situ, ya,” sambung Bahlil.
Bahlil menyebut, proyek gasifikasi ini memiliki nilai investasi sebesar Rp164 triliun dan diperkirak akan menyerap 34.800 tenaga kerja serta menghemat impor elpiji.
Sementara itu proyek hilirisasi minerba lainnya atara lain:
1. Industri Smelter Aluminium (Bauksit) Mempawah, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp60 triliun
2. Industri DME (batu bara) di Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, Banyuasin dengan nilai investasi Rp164 triliun 3.
3. Industri aspal di Buton, Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi Rp1,49 triliun.
4. ndustri Mangan Sulfat di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nilai investasi Rp3,05 triliun
5. Industri Stainless Steel Slab (Nikel) di Kawasan Indutri Morowali, Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp38,4 Triliun
6. Industri Cooper Rod, WIre & Tube (katoda tembaga) di Gesik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp19,2 triliun
7. Industri Besi Baja (Pasir Besi) di Kabupaten Sarmi, Papua dengan nilai investasi Rp19 triliun
8. Industri Chemical Grade Alumina (Bauksit) di Kendawangan, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp17,3 triliun














