JAKARTA,Cobisnis.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta kepada PT. Vale untuk meningkatkan produksi olahan dari turunan nikel melalui hilirisasi, agar bisa memberikan nilai tambah yang lebih optimal serta meningkatkan investasi dan juga membuka lapangan pekerjaan yang masif bagi penduduk sekitar.
“Tadi kami sudah bicarakan dengan manajemen, bagaimana ke depannya Indonesia juga bisa memiliki industri untuk memproduksi nikel powder. Nikel powder ini tidak banyak di dunia. Kita punya nikelnya, kenapa tidak sekaligus kita bikin dari core sampai purified nikel,” ujar Menteri ESDM dalam keterangan resmi, Senin 15 Agustus.
Agus menambahkan, PT Vale Indonesia saat ini sudah memiliki satu fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Sorowako dengan kapasitas 70.000 ton nikel matte.
Selain proyek eksisting tersebut, Vale merencanakan pembangunan tiga smelter baru.
Pertama, fasilitas pengolahan nikel Reduction Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 ton dalam bentuk FeNi (feronikel) di Morowali, Sulawesi Tengah.
Kedua, proyek pembangunan pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) Pomalaa yang berlokasi di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara dengan potensi kapasitas produksi mencapai 120.000 ton.
Proyek pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Komoditas Nikel Terintegrasi dengan Penambangan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara ini telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional.
Selanjutnya yang terakhir adalah rencana pembangunan pabrik HPAL yang merupakan proyek ekspansi smelter Sorowako dengan target kapasitas produksi sekitar 60 kilo ton nikel.
Dalam lawatannya ke tambang nikel di Sorowako, Sulawesi Selatan, Arifin Tasrif memberikan apresiasi terhadap PT Vale Indonesia (PT Vale) dalam pengelolaan tambang nikel di sana.
“Kami berikan penghargaan kepada manajemen PT Vale Indonesia yang telah terus berupaya mengoptimalkan pengolahan sumber daya kita, khususnya nikel, sehingga bisa menjadi salah satu leading (dalam pertambangan nikel),” pungkasnya.