Jakarta, Cobisnis.com – PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) sebagai satu-satunya lembaga kliring di bawah naungan Kementerian BUMN dan anggota Holding BUMN Danareksa, terus memperkuat perannya dalam ekosistem perdagangan berjangka. PT KBI turut mengawal penguatan Perdagangan Fisik Emas Digital dalam acara ‘Literasi dan Pameran Perdagangan Emas’ yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) bersama dengan seluruh Self-Regulatory Organization (SRO) dengan mengangkat tema “Dongkrak Kinerja PBK PBK dan Dorong Inovasi Ekspor,” di penghujung tahun 2024.
Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita, yang mewakilkan Kepala Bappebti membuka acara dengan menitikberatkan transformasi digital yang kini merubah perdagangan emas konvensional menjadi perdagangan emas fisik secara digital melalui marketplace atau platform. Berkat transformasi ini, terbukti bahwa informasi dan aksesibilitas atas perdagangan emas kian terjangkau bagi masyarakat. Mendukung hal tersebut, Direktur Utama PT KBI, Budi Susanto, menegaskan komitmen PT KBI dalam menjaga keamanan dan kepercayaan masyarakat dalam transaksi emas digital.
“Kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan oleh berbagai platform emas harus diimbangi dengan rasa aman bagi masyarakat dalam bertransaksi. PT KBI hadir sebagai lembaga penjamin dan penyelesaian transaksi yang terpercaya, untuk memastikan investasi emas masyarakat tetap terjaga keamanannya,” ungkap Budi.
Berdasarkan data tahunan (YoY), transaksi Penjualan Fisik Emas Digital di Indonesia meningkat signifikan sebesar 16% pada tahun 2024, dengan total valuasi mencapai Rp 422 miliar, hal ini menunjukkan meningkatnya minat masyarakat terhadap emas. Peningkatan ini didukung oleh dua perusahaan berlisensi Bappebti, yaitu PT Pluang Emas Sejahtera dan PT Quantum Metal Indonesia.
Sebagai upaya mendukung pertumbuhan perdagangan emas di tahun mendatang, PT KBI telah menerapkan transformasi digital pada platform layanan kliringnya. Salah satu inovasi utama adalah penerapan sistem block chain, yang memberikan transparansi lebih tinggi, efisiensi proses, dan meminimalkan risiko kecurangan. Selain itu, PT KBI juga menggandeng pelaku industri lain, seperti perbankan dan fintech, untuk merangkul berbagai pelaku dalam ekosistem perdagangan fisik emas digital Indonesia.
Memasuki tahun 2025, PT KBI memiliki sejumlah target strategis untuk mendorong ekosistem tersebut, yaitu peningkatan jumlah transaksi beli sebesar 27% dan jumlah transaksi jual (trade) sebesar 64% secara YoY.
Adiyasa Suhadibroto, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT KBI turut menyampaikan optimisme bahwa perdagangan fisik emas digital akan menjadi salah satu sektor unggulan dalam perdagangan komoditas Indonesia.
“Kami percaya bahwa kolaborasi, inovasi, dan penguatan sistem keamanan akan mendorong pertumbuhan perdagangan emas digital yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan langkah ini, kami berharap dapat berkontribusi pada penguatan perekonomian nasional dan memperkuat posisi Indonesia di pasar komoditas global,” pungkasnya.