Cobisnis.com – PT FAP Agri Tbk (kode saham: FAPA) melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (4 Januari 2021). FAPA yang bergerak di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit merupakan salah satu emiten pertama yang mencatatkan sahamnya di BEI pada tahun 2021.
Sebelumnya, FAPA telah menawarkan 544.411.800 (lima ratus empat puluh empat juta empat ratus sebelas ribu delapan ratus) saham atau sebesar 15% (lima belas persen) dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham.
Saham tersebut ditawarkan dengan harga Rp1.840 (seribu delapan ratus empat puluh Rupiah) per lembar. Nilai emisi seluruhnya berjumlah sebesar Rp1.001.717.712.000 (satu triliun satu miliar tujuh ratus tujuh belas juta
tujuh ratus dua belas ribu Rupiah).
Dalam IPO-nya, FAPA menunjuk PT BCA Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Saat ini, FAPA mengoperasikan perkebunan dan fasilitas pengolahan kelapa sawit melalui para entitas
anaknya yang berdomisili di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Riau.
“Dana hasil IPO akan digunakan untuk pembayaran hutang bank,” demikian keterangan pers PT FAP Agri, Senin (4 Januari 2021).
Direktur Utama FAPA, Donny, mengatakan bisnis minyak kelapa sawit memiliki potensi yang besar karena permintaan internasional yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia, tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan minyak nabati yang lain serta gencarnya kampanye penggunaan biofuel secara nasional dan global.
Sebagai perusahaan yang tercatat di BEI, FAPA akan mendapatkan akses pada sumber pendanaan yang lebih luas dan berpeluang untuk mengembangkan usahanya.
FAPA berdiri pada tahun 1994 memiliki visi menjadi salah satu perusahaan perkebunan sawit terbaik dari segala aspek. Per tanggal 31 Mei 2020, entitas anak telah mengelola total lahan
tertanam seluas lebih dari 86 ribu hektar dan dengan penguasaan lahan lebih dari 110 ribu hektar yang tersebar di Kalimantan dan Riau, 5 (lima) unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total kapasitas sekitar 285 ton/jam, dan 1 (satu) unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS) dengan kapasitas sekitar 108
ton/hari di Kalimantan.














