Cobisnis.com – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menggelar rangkaian program penguatan literasi anak yang menjangkau 200 ribu anak di Indonesia hingga akhir tahun 2020. Presiden direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch, mengatakan pendidikan adalah pilar penting pada komitmen pemberdayaan masyarakat dari Community Investment Prudential Indonesia karena memiliki efek domino pada seluruh sendi kehidupan.
“Selama 25 tahun, Prudential Indonesia percaya bahwa bisnis yang baik harus diikuti dengan berbagi kebaikan kepada masyarakat, yang sejalan dengan semangat We DO Good,” kata Reisch di Jakarta, Selasa (6 Oktober 2020).
Terdapat dua program besar literasi anak sejak dini yang terus diperkuat Prudential Indonesia. Pertama, program dukungan pendidikan yang berkolaborasi dengan UNICEF. Kedua, program Cha-Ching bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI).
“Keduanya merupakan bagian dari upaya kami membantu generasi penerus (anak-anak) mendapatkan yang terbaik dalam kehidupannya kelak,” ujarnya.
Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemdikbud RI, Dr. Santo, mengatakan literasi merupakan dasar bagi segala hal. Literasi, kata dia, bukan sekedar baca tulis, tapi terkait dengan rangkaian panjang sehingga anak-anak tidak sekadar bisa membaca teks, namun juga mampu memahami konteks.
Kemdikbud RI telah mencanangkan serangkaian program, seperti Gerakan Literasi Nasional, asesmen kompetensi minimum siswa untuk literasi dan numerasi, dan berbagai prestasi lainnya.
“Kecakapan literasi, termasuk literasi keuangan masih harus terus didukung karena nyatanya tingkat kemampuan literasi di Indonesia masih belum merata,” kata Dr. Samto.
Sebagai contoh, ia menuturkan, indeks aktivitas literasi membaca (alibaca) menunjukkan bahwa masih terdapat celah perbedaan cukup tinggi antara provinsi DKI Jakarta sebagai provinsi dengan indeks alibaca tertinggi (58,16) dengan Papua yang menduduki peringkat indeks alibaca terendah (19,9).
Kesenjangan ini kian terasa makin berat di tengah pandemi. Menyusul ditutupnya sebagian besar sekolah, proses belajar mengajar kini mengandalkan metode daring.
UNICEF menyebutkan bahwa 35% siswa belum memiliki koneksi internet memadai untuk sekolah daring. Selain itu, hanya sedikit anak yang memiliki komputer atau laptop untuk mengakses internet dari rumah, terutama mereka yang tinggal di pedesaan, rata-rata kurang dari 15%.
Program Cha-Ching
Perwakilan UNICEF Indonesia, Debora Comini, mengatakan COVID-19 telah berdampak terhadap hampir 60 juta anak di Indonesia. Artinya literasi anak kian penting demi masa depan negara dan bangsa.
“Kita harus memastikan setiap anak bisa terus belajar. Anak-anak adalah urusan semua orang dan UNICEF menghargai dukungan Prudential Indonesia dalam membantu memprioritaskan pendidikan mereka,” kata Debora Comini.
Sejak Agustus 2020, Prudential Indonesia berkolaborasi dengan UNICEF dalam mendukung Kemdikbud RI menggelar serangkaian kegiatan untuk memastikan anak-anak dan orang tua di berbagai wilayah nusantara dapat menjalankan proses belajar mengajar secara aman, sehat dan nyaman.
Kolaborasi diantaranya melalui online learning, home learning, untuk anak di wilayah Indonesia Timur, serta pengembangan kapasitas untuk para pengajar agar mampu beradaptasi di new normal ini. Hingga Januari 2021, program ini ditargetkan untuk menjangkau 69.000 siswa dan 3.750 guru dari berbagai wilayah di Indonesia.
Kolaborasi dengan UNICEF menggunakan dana pemulihan COVID-19 kepada market Prudential di seluruh dunia untuk mendukung inisiatif dalam menangani permasalahan akibat pandemi serta dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan. Dalam menjalankan program tersebut, Prudential Indonesia telah mengalokasikan dana sebesar hampir Rp 3 miliar.
Untuk meningkatkan literasi keuangan anak usia 7-12 tahun, Prudential Indonesia bersama PJI melaksanakan program Cha-Ching sejak 2012. Dikembangkan oleh Prudence Foundation, pelaksana Community Investment Prudential di Asia dan Afrika.
Program Cha-Ching mengajarkan pemahaman atas empat aspek utama pengelolaan keuangan melalui modul pembelajaran menarik, yaitu Peroleh (Earn), Simpan (Save), Belanjakan (Spend) dan Sumbangkan (Donate).
Hingga September 2020, program Cha-Ching telah diimplementasikan di 2.665 sekolah di Sidoarjo, Trenggalek, Blitar, Jakarta, dan menjangkau 4.820 guru dan 146.897 siswa Sekolah Dasar.
“Pengetahuan yang kami ajarkan melalui program Cha-Ching bukan sekadar mengenal nilai dan konsep uang, tetapi juga terkait pengelolaannya secara lebih menyeluruh. Sebagai contoh, kami mengajarkan anak menyadari hal-hal yang menjadi kebutuhan dan mana yang hanya keinginan,” ungkap Nini Sumohandoyo – Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia.
Lebih jauh lagi, kata Nini, belajar dari dampak pandemi COVID-19, bahwa penanaman literasi keuangan sejak dini makin relevan manfaatnya untuk mempersiapkan anak-anak dalam menghadapi ketidakpastian yang dapat terjadi sewaktu-waktu di masa depan.