“Penandatanganan kolaborasi ini terkait pengembangan dan pembinaan koperasi dan UMKM di Indonesia”, kata Teten, dalam sambutannya.
Menurut MenkopUKM, ruang lingkup kesepakatan ini meliputi pendampingan dan pengembangan SDM, penyediaan bahan baku, logistik, dan pemasaran melalui digital platform, dalam hal pengembangan dan pembinaan KUMKM.
“Penandatanganan kesepakatan ini diharapkan menjadi payung hukum, yang mendorong perusahaan BUMN untuk turut mendukung pengembangan dan pembinaan KUMKM di Indonesia, baik dalam hal pendampingan, penyediaan bahan baku, logistik, penyerapan produk KUMKM dan pemasaran melalui platform digital,” papar Teten.
Lebih dari itu, Teten sangat berharap perusahaan BUMN dapat menjadi offtaker dan dapat menampung produk-produk koperasi, petani, nelayan, UKM produsen, maupun kelompok tani dan Gapoktan.
“Misalnya di sini, ada Perinus yang akan berkolaborasi dengan BGR Logistics dan LPDB KUMKM untuk menyerap produk dari hulu, dan dipasarkan di warung-warung,” tukas Teten. Dengan gerakan Belanja di Warung Tetangga yang melibatkan 3,5 juta warung, Teten berharap hal itu bisa memperkuat jaringan distribusi nasional.
MenkopUKM pun menyampaikan apresiasi kepada Kementerian BUMN atas dukungan dan kerjasama yang telah terjalin dengan KemenkopUKM.
“Semoga kolaborasi ini dapat berjalan sesuai dengan harapan kita bersama, dan dapat membawa manfaat yang besar bagi masyarakat luas, khususnya pelaku KUMKM, agar dapat bangkit dan memulihkan perekonomian nasional,” ujar Teten Masduki.
Wajib Dilakukan
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Tohir menegaskan bahwa keberpihakan terhadap koperasi dan UMKM wajib dilakukan. Dimana sumber daya yang dimiliki BUMN yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dapat dioptimalkan dalam upaya pengembangan UMKM, termasuk koperasi.
“Saya berharap, dengan sinergi tersebut pelaku UMKM yang terdampak Covid-19 bisa segera bangkit,” tandas Erick.
Erick mencontohkan kerjasama yang sudah dilakukan antara Bank BRI, PNM, dan Pegadaian dalam membangun program Satu Data. “Selama banyak yang mempertanyakan terkait data UMKM. Kerjasama itu mengkongritkan ketersediaan data KUMKM yang akurat”, ujar Erick.
Tahun depan, lanjut Erick, akan ada sinergi antara Smesco Indonesia dengan Sarinah. Dimana Smesco akan berperan sebagai coaching dan lab, sedangkan Sarinah menjadi pusat trading produk UMKM.
Erick juga menyebutkan program Pasar Digital (PaDI) UMKM sebagai bentuk riil dari kerjasama antara dua kementerian ini. Melalui program ini, sektor UMKM mendapatkan kesempatan untuk memaksimalkan peluang dari capex (capital expenditure/belanja modal) dari perusahaan-perusahaan BUMN.
Dengan peluang tersebut, maka pangsa pasar UMKM akan lebih banyak ditangkap BUMN. Sebagai tahap awal akan diikutsertakan sembilan BUMN untuk terlibat dalam program tersebut.
“Selanjutnya, tahun depan, akan menjadi 30 BUMN dan setelah Juni 2021 diharapkan seluruh BUMN bisa terlibat dalam program tersebut,” kata Erick.
Selain itu, Erick menjelaskan, sudah keluarkan Peraturan Menteri BUMN yang menyebutkan bahwa tender senilai Rp250 juta hingga Rp14 miliar tidak boleh BUMN ikut. “Tapi, kita dorong UMKM ikut tender. Ini akan kita lakukan bertahap agar UMKM bisa terdorong tumbuh besar,” pungkas Erick.