Cobisnis.com – PT Unilever Indonesia, Tbk ambil bagian dalam perhelatan bergengsi Indonesia Data and Economic Forum (IDE) 2021, “Reimagining the Future of Indonesia” yang digelar Selasa (23 Maret 2021).
Unilever Indonesia bergabung dengan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan ekonomi, mulai dari pemerintah, korporasi, organisasi dan masyarakat luas untuk berbagi peran dalam menjajaki berbagai tindakan konkret menuju kebangkitan ekonomi Indonesia pasca pandemi COVID-19.
Di dalam event ini, Unilever Indonesia secara khusus mempersembahkan sebuah sesi berjudul “New Trends in Consumer Behaviour after Covid”.
“Perekonomian yang terkontraksi, ditambah dengan pembatasan mobilitas selama setahun ke belakang, telah berdampak besar pada perubahan perilaku konsumen di Indonesia. Kami memprediksi, setidaknya delapan perubahan perilaku konsumen akan terus bertahan bahkan setelah pandemi berakhir,” jelas Ira Noviarti, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia dalam keterangan yang diterima Cobisnis, Kamis (25 Maret 2021).
Menurut Ira, urgensi tinggi dari pelaku industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) seperti Unilever Indonesia untuk terus gesit merespons perubahan perilaku konsumen dan memanfaatkan momentum.
“Ini bukan hanya membawa tantangan tetapi juga, membuka banyak peluang baru.”
Kehadiran Unilever Indonesia di IDE 2021 adalah salah satu bentuk semangat perusahaan untuk terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak guna menyongsong era pemulihan pasca pandemi.
Ditambah lagi, fakta menyebutkan bahwa konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan menyumbang 57,6% dari Produk Domestik Bruto.
“Dengan skala yang kami miliki, kami siap untuk terus memainkan peran kami dalam mendorong konsumsi masyarakat menuju kebangkitan perekonomian nasional,” kata Ira.
Hasil survei Katadata Insight Center mengenai Perilaku Keuangan Konsumen Selama Pandemi COVID-19 menyatakan 76,6% responden merasa khawatir terhadap kondisi keuangan sehingga lebih berhati-hati dalam menentukan alokasi pengeluaran.
Dalam survei yang melibatkan 2.491 responden di 34 provinsi terungkap bahwa prioritas pengeluaran konsumen kini didominasi oleh barang kebutuhan sehari-hari (95,5%), biaya kesehatan (81,7%), dan untuk pendidikan (74,7%). Sementara barang elektronik (6,1%), kendaraan (4,1%), dan wisata.
“Hiburan atau hobi (3,6%) menempati prioritas terbawah,” kata Mulya Amri selaku Direktur Riset Katadata Insight Center.
Pakar pemasaran dari Inventure Consulting, Yuswohady, mengatakan di tengah pandemi, pergeseran perilaku konsumen adalah sebuah keniscayaan. COVID-19 telah memaksa terjadinya apa yang ia sebut sebagai Consumer Megashifts 10X10, dimana perubahan perilaku konsumen menjadi 10X lebih besar dan dengan laju 10X lebih cepat.
“Dengan demikian, setiap perusahaan, termasuk FMCG, menghadapi a whole new world dengan adanya gaya hidup, preferensi, prioritas, dan pola pengambilan keputusan pembelian konsumen yang sama sekali baru; dan akhirnya melahirkan pola baru pula dalam memasarkan produk-produknya,” jelas Yuswohady.
Inovasi adalah bagian penting dari DNA Perusahaan, hal ini sejalan dengan komitmen Unilever Indonesia untuk menjadi bisnis yang berlandaskan pada tujuan mulia serta relevan dan mampu bertahan di masa depan (future-fit).
“Misalnya dalam transformasi digital, hal ini telah diterapkan ke seluruh rantai nilai Perusahaan jauh sebelum pandemi berlangsung,” jelasnya.