JAKARTA, Cobisnis.com – PT Pertamina (Persero) prediksi permintaan gasoline atau bensin akan menigkat sebesar 5 persen selama periode libur Natal dan Tahun Baru 2025.
Sementara untuk gasoil (solar) akan menurun sebesar 3,3 persen.
“Ini kenapa? Karena mungkin akan ada pembatasan untuk pengangkutan barang umum pada saat Natal dan Tahun Baru,” ujar Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri dalam Konferensi Pers Kesiapan PLN dan Pertamina dalam rangka Nat dan Tahun Baru, Senin, 9 Desember.
Dia melanjutkan, permintaan untuk komoditas elpiji diperkirakan akan melonjak sebesar 2,7 persen dibandingkan periode normal.
Adapun rinciannya yakni, elpiki 3 kilogram (kg) sebesar 2 persen dan Bright Gas sebesar 6 persen.
“Kami perkirakan akan ada kenaikan sekitar 2,7 persen dibanding normal karena aktivitas rumah tangga meningkat pada libur Natal dan Tahun Baru,” imbuh Simon.
Simon memastikan semua aktivitas pembelian BBM dan elpiji hingga distribusinya akan dipantau secara real-time melalui Pertamina Digital Hub yang sebelumnya bernama Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC).
Sistem tersebut akan menjadi sumber informasi penyaluran energi dari upstream, kilang, perkapalan, terminal BBM hingga SPBU.
“Supaya memastikan semua proses supply chain ini berjalan dengan baik,” imbuh dia.
Untuk memastikan kelancaran distribusi, Pertamina juga membentuk satuan tugas (Satgas) Nataru yang akan dimulai pada 16 Desember 2024 hingga 9 Januari 2025.
Satgas ini, kata dia, akan memastikan kelancaran distribusi BBM dan elpiji. Selain itu Satgas dibentuk sebagai antisipasi prediksi puncak arus Natal pada 24 Desember 2024 dan arus balik Natal pada 28 Desember 2024. Kemudian antisipasi arus libur tahun baru pada 31 Desember 2024 dan arus balik pada 4 Januari 2025.
*Pastikan Stok Elpiji dan BBM Aman*
Pada kesempatan yang sama, Simon juga memastikan cadangan stok BBM & elpiji berada pada level aman seperti Solar pada kisaran 15 hingga 17 hari, Pertalite 17 hingga 18 hari, elpiji 13 hingga 14 hari.
Pertamina juga menyiagakan 7.786 SPBU; 6.802 Pertashop; 414 stasiun pengisian bahan bakar umum nelayan (SPBUN); 55 stasiun pengisian bahan bunker (SPBB); 6.478 agen LPG (5.589 PSO & 889 NPSO), 754 SPBE(627 PSO & 111 NPSO); dan 156 agen minyak tanah.