Cobisnis.com – Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) melalui kerja sama erat antar negara-negara. Hal ini ditegaskan Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar dalam seminar daring “Keberkelanjutan Minyak Nabati: Peluang untuk Peningkatan Perdagangan Dua Arah”, Kamis (14 Januari 2021).
Pemerintah Indonesia, kata Mahendra, siap melakukan dialog dengan seluruh mitra, baik di tingkat regional maupun global. Di tengah pandemi Covid-19 dan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional, perdagangan minyak nabati, terutama ekspor kelapa sawit ke luar negeri menjadi semakin penting bagi Pemerintah dan masyarakat Indonesia.
“Indonesia berkomitmen untuk penuhi ke-17 target SDGs 2030 dan telah berhasil mencapai perkembangan yang signifikan. Dalam hal ini, Indonesia menolak perlakuan diskriminatif yang dikaitkan dengan isu keberlanjutan terhadap produk kelapa sawit Indonesia, di tengah upaya kita untuk meningkatkan standar yang lebih ketat,” ujar Wamenlu Mahendra Siregar dalam keterangan resminya, Jumat (15 Januari 2021).
Kegiatan webinar ini diselenggarakan KBRI Stockholm dalam rangka mendorong diskusi seputar topik berkelanjutan minyak nabati. Diskusi daring juga dilatarbelakangi kesepakatan antara negara anggota Uni Eropa (UE) dan ASEAN dalam meningkatkan hubungan dari Kemitraan Dialog menjadi Kemitraan Strategis.
Termasuk pembentukan Joint Working Group on Vegetable Oil pada Pertemuan Tingkat Menteri UE-ASEAN ke-23.
“Komitmen dari kedua belah pihak (ASEAN dan UE) untuk bentuk sebuah Joint Working Group mengindikasikan adanya kesamaan visi untuk menyelesaikan tantangan dan isu-isu lingkungan hidup di sektor minyak nabati dalam perspektif yang lebih obyektif dan non-diskriminatif,” ujar Duta Besar Indonesia untuk Swedia, Kamapradipta Isnomo.
Dalam paparan dan diskusi dijelaskan, antara lain tahapan transisi perekonomian menuju bioekonomi, pangsa pasar penggunaan tanaman minyak, potensi energi yang dihasilkan dari sisa tanaman pertanian, serta peluang pengembangan biorefinery guna menangkap potensi sumber daya nabati secara utuh.
Kelapa sawit dan produk turunannya merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Swedia. Dalam tiga tahun terakhir nilai impor kelapa sawit Swedia dari Indonesia terus meningkat, dari USD14,5 juta pada 2017 menjadi USD32,3 juta pada di 2019.