SURABAYA,Cobisnis.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meluncurkan BSI UMKM Center di Surabaya, Jawa Timur, sebagai dukungan nyata bank syariah terbesar di Tanah Air dalam memperkuat usaha kecil dan menengah yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional.
Pasalnya, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional merupakan yang terbesar di antara entitas bisnis lainnya yaitu mencapai 60,9%. UMKM Center BSI di Surabaya merupakan fasilitas ketiga yang dibangun oleh perseroan, setelah di Yoyakarta (Juni 2022) dan di Provinsi Aceh pada Juni 2022.
“Kami berharap UMKM Center di Jawa Timur ini dapat memperkuat kehadiran BSI sekaligus bermanfaat untuk mendorong usaha kecil dan menengah di grassroot economy hingga naik kelas. Melalui berbagai program pembinaan agar pelaku UMKM dapat mengembangkan bisnis yang lebih modern, terdigitalisasi bahkan mampu memasuki pasar global. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi pembiayaan pada UMKM dengan berbagai strategi, salah satunya melalui UMKM Center.” kata Hery Gunardi, Direktur Utama BSI saat meresmikan UMKM Center di Surabaya, Kamis (21/7).
Hery dalam sambutannya mengatakan, kehadiran UMKM Center ini merupakan wujud nyata keberpihakan BSI terhadap sektor UMKM dengan menargetkan pertumbuhan pembiayaan UMKM sekitar 6% pada tahun ini. Visi besar BSI untuk mendukung pengembangan pelaku UMKM beralasan kuat.
Mengacu data Kementerian Koperasi dan UKM per Maret 2021, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07% atau senilai Rp8.573,89 triliun. Sektor UMKM juga mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,42% dari total investasi di Indonesia. Menurut data nasional, jumlah pelaku UMKM pun mencapai 99% dari total usaha di Indonesia.
Hery menegaskan bahwa UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia perlu terus dikuatkan. Karena di tengah krisis akibat pandemi dan ancaman resesi global, UMKM akan sanget rentan dari sisi permodalan. Langkah ini juga menjadi komitmen dukungan agar UMKM di Tanah Air terus bertumbuh dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional di tengah tantangan kondisi ekonomi dan ancaman resesi global.
Kehadiran UMKM Center ini juga menjadi bagian dari upaya BSI membentuk ekosistem UMKM yang unggul dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha di segmen tersebut. Fasilitas dan layanan di UMKM Center BSI juga diharapkan menjadi wadah bagi pelaku UMKM agar mendapatkan pelatihan, pembinaan, pembiayaan hingga membantu proses pemasaran produk. Dengan demikian diharapkan pelaku UMKM yang memanfaatkan program tersebut dapat naik kelas dan meningkatkan skala usahanya. Di antaranya melalui optimalisasi potensi bisnis hingga dukungan proses digitalisasi usaha.
“Jawa timur merupakan provinsi yang strategis untuk BSI. Kami menghadirkan UMKM centre untuk mengakomodasi UMKM di Jawa Timur. Ini merupakan UMKM Centre yang ketiga, dan kami tetap akan membuka tempat serupa di kota-kota lainnya di Indonesia. Amanah besar ini akan kami salurkan menjadi energi besar,” tegas Hery.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengapresiasi langkah BSI untuk membuka UMKM Center di Jawa Timur. Menurutnya, di era digital seperti sekarang tetap membutuhkan tempat untuk menjadi simbol kebangkitan UMKM, salah satunya dengan UMKM Center.
Emil menyebut inisiatif BSI ini bisa meningkatkan ekosistem UMKM yang sudah terbentuk di Jawa Timur serta memudahkan mereka yang selama ini kesulitan mendapatkan permodalan untuk berusaha.
“Pembinaan berkelanjutan terhadap UMKM perlu dilakukan dengan melibatkan semua lini sektor, dari lembaga keuangan, pemerintah, regulator, dan sebagainya. Ini adalah sebuah ekosistem yang saya yakin menjadi sangat penting, sehingga inklusi keuangan bisa meningkat di Jawa Timur. Semoga setelah tempat dan simbol ini ada, kita semua bisa berkontribusi untuk menghidupkan tempat ini, sehingga kita bisa semakin memajukan UMKM di Jawa Timur,” papar Emil.
Di Kota Surabaya sendiri, berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM yang telah mendapatkan rekomendasi dari BPS Provinsi Jawa Timur, kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap PDRB atau perekonomian Jawa Timur pada tahun 2021 mencapai 57,81% atau setara dengan Rp1.418,94 trilliun. Di sisi lain, kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) se-Jawa Timur untuk Produk Domestik Bruto (PDB) juga cukup besar. Selama 2021 hingga 2022, kontribusi UMKM tercatat mencapai 57,25 % dan mampu menyerap 97% tenaga kerja se-Jawa Timur
“Jadi bisa dibayangkan jumlah UMKM yang ada di Jawa Timur, bila dipadukan dengan potensi bantuan pengembangan dari BSI dan impact-nya untuk kemaslahatan masyarakat Surabaya. Karena itulah hari ini kita berkumpul di sini meresmikan UMKM Center sebagai salah satu bentuk dukungan BSI untuk pengembangan UMKM di Surabaya,” papar Hery.
Bagi BSI sendiri, perseroan telah menyalurkan pembiayaan untuk segmen UMKM mencapai Rp40,8 Triliun nasional dengan kualitas pembiayaan yang sangat baik. Nilai tersebut sekitar 23,05% dari total portofolio pembiayaan BSI.
Adapun khusus untuk wilayah Surabaya, penyaluran pembiayaan BSI ke sektor UMKM sudah mencapai Rp 5,4 triliun. Jumlah itu sekitar 29,33% dari total portofolio pembiayaan yang disalurkan BSI di Wilayah Surabaya. Hal ini menandakan keseriusan perseroan dalam mendorong kemajuan usaha kerakyatan.
Terkait hal itu, Hery mengatakan pihaknya akan terus berperan aktif sebagai salah satu pemain di industri keuangan syariah dalam mendukung penguatan pemulihan ekonomi nasional, khususnya pengembangan ekonomi syariah. UMKM Center juga memberikan pelatihan kepada UMKM untuk memodernisasi bisnis dengan memanfaatkan sosial media sebagai wadah pemasaran.
“Alhamdulillah ini menjadi bukti nyata kehadiran BSI dapat membawa kemaslahatan di berbagai sektor. Karena memang salah satu tujuan kami adalah memperkuat ketahanan ekonomi syariah dan industri halal. Ke depan, kami pun akan lebih mengaktifkan peran BSI UMKM Center dengan memberikan pelatihan dan pembinaan kepada UMKM. Sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai co-working space bagi pelaku usaha dan sarana inkubasi para pelaku UMKM,” pungkas Herry.