JAKARTA, Cobisnis.com – Hidup tidak hanya untuk sekarang, tapi juga untuk masa yang datang. Kita tidak cukup menyiapkan berbagai keperluan hari ini, tapi juga perlu merencanakan kebutuhan di masa depan. Perencanaan keuangan menjadi penting agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan.
Perencanaan keuangan berarti menyusun rencana dengan mengelola pendapatan, pengeluaran, serta aset finansial untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan pengelolaan dan rencana keuangan yang baik, kita lebih mudah mewujudkan rencana masa depan seperti memiliki rumah, menyiapkan pendidikan anak, menunaikan ibadah seperti haji dan umroh, dan lainnya.
Perencanaan keuangan harus dilakukan dengan matang. Ada yang mengatakan, gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan. Seseorang yang ingin mudik sekeluarga dari Jakarta ke Kalimantan, misalnya, pasti akan menyiapkan dana agar tujuan itu dapat tercapai. Dia akan menghitung jumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli tiket pesawat atau kapal, biaya selama mudik, membeli oleh-oleh, dan lain-lain, sekaligus menghitung berapa yang harus disisihkan dari pendapatan setiap bulan. Jika tidak direncanakan, agenda pulang kampung itu hanya akan jadi angan-angan setiap Lebaran datang.
Seseorang yang tidak pernah merencanakan keuangan akan kesulitan mengelola keuangan sehingga mengalami berbagai masalah. Mulai tidak punya rumah padahal sudah bekerja bertahun-tahun, tak sanggup membayar cicilan, hingga dikejar-kejar debt collector karena terlilit utang pinjaman online.
Untuk itu, mari kenali poin-poin penting perencanaan keuangan berikut ini:
- Financial Check Up
Ini adalah langkah penting dalam merencanakan keuangan. Pasti kita pernah menjalani medical check up untuk mengetahui kondisi kesehatan, apakah fisik sehat dan normal atau ada gangguan serta penyakit yang bersemayam. Aneka pemeriksaan pun dilakukan hingga status kesehatan pun segera diketahui. Bila dinyatakan kurang sehat, dokter akan merekomendasikan obat, terapi, anjuran dan pantangan tertentu. Hal yang sama berlaku untuk keuangan yang harus dicek kesehatannya. Waspadai bila status keuangan sakit.
Beberapa indikator keuangan yang sakit antara lain tidak punya dana darurat, terlalu banyak cicilan, juga tidak dapat menyisihkan pendapatan untuk menabung dan investasi. Obat masalah keuangan di atas dapat dilakukan dengan pembenahan berikut:
- Mencatat Pendapatan
Catat berapa pendapatan, misal dari gaji atau penghasilan setiap bulan. Juga pendapatan dari sumber lain di luar gaji atau penghasilan utama. Jangan lupa mendata aset atau harta yang dimiliki seperti tabungan, deposito, emas, sawah, rumah, kendaraan, hewan ternak, dan lainnya.
- Lakukan Penghitungan Pengeluaran dan Kewajiban
Catat berbagai pengeluaran baik yang rutin maupun tidak rutin seperti biaya belanja kebutuhan sehari-hari, listrik, sekolah, transportasi, cicilan, utang-utang, dan lainnya.
Jika jumlah pendapatan atau harta jauh melebihi utang atau pengeluaran sehingga dapat menabung bahkan berinvestasi, maka kondisi keuangan kita bisa dinyatakan sehat. Artinya, pengelolaan keuangan sudah dilakukan sudah tepat. Demikian pula sebaliknya. Lakukan evaluasi dan koreksi bila keuangan kita lebih besar pasak daripada tiang.
- Tentukan Anggaran
Anggaran membantu dalam melacak pemasukan dan pengeluaran, memahami di mana uang digunakan, dan menentukan bagaimana mengelolanya agar sehat. Dengan anggaran kita dapat mengetahui pos pengeluaran terbesar dan menyiasati dengan mengecilkannya, bisa menjadi panduan keuangan, terhindar dari pengeluaran tak perlu, juga pengingat kewajiban tertentu seperti membayar cicilan.
Berikut panduan dalam pengaturan anggaran keluarga:
- Biaya Rumah Tangga 40%
- Cicilan Utang 20%
- Pendidikan 10%
- Tabungan Darurat 10%
- Investasi, asuransi, ZIS dan hiburan masing-masing 5%
Angka persentase di atas dikalikan dengan jumlah penghasilan total per bulan. Angka persentase di atas dapat berubah dan disesuaikan sesuai dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan. Jika tidak punya utang, misalnya, kita dapat mengalokasikannya ke pos lain seperti menambah investasi atau tabungan darurat.
- Menentukan Rencana Keuangan
Setiap orang punya rencana keuangan masing-masing. Baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Mulai sekolah, rumah, atau kendaraan, dan masih banyak lagi. Buat rencana keuangan yang realistis, yang disesuaikan dengan kemampuan. Bila gaji kita pas-pasan, mungkin kendaraan yang dibeli cukup roda dua, juga rumah yang dipilih adalah perumahan bersubsidi. Dari berbagai tujuan itu, kita perlu mengatur, berapa persen dari pendapatan yang disisihkan agar berbagai rencana itu dapat tercapai.
- Catat Prioritas Keuangan
Setiap orang punya keinginan dan kebutuhan tak terbatas. Sayangnya, dana yang dimiliki terbatas hingga kita perlu membuat prioritas keuangan. Prioritas sendiri dibagi dengan empat kategori:
- Kebutuhan penting dan mendesak seperti membeli kebutuhan pokok, membayar iuran listrik, dan lain-lain.
- Kebutuhan penting tapi tidak mendesak seperti membeli rumah, kendaraan roda empat, dan lain-lain.
- Kebutuhan tidak penting seperti membeli mobil baru, berlibur ke luar negeri, makan di resto mewah, dan lainnya.
Tiap keluarga punya prioritas keuangan sendiri yang mungkin berbeda satu sama lain. Usahakan kita memenuhi poin satu terlebih dahulu, lalu sisihkan dana untuk mewujudkan poin ke-2. Poin ke-3 sebaiknya dilakukan bila posisi keuangan kita sudah cukup kuat.
- Awasi Pengelolaan Keuangan dengan Baik
Setelah semuanya ditetapkan, kita dapat memantau anggaran keuangan sekaligus menetapkan rencana keuangan secara berkala. Bila satu rencana keuangan sudah tercapai, kita dapat membuat rencana keuangan baru, atau menaikkan anggaran keuangan untuk pos tertentu. Yang perlu dilakukan adalah disiplin menyisihkan pendapatan untuk memenuhi dan mewujudkan tujuan keuangan. Hindari mengeluarkan dana untuk kebutuhan yang tidak penting.
Ternyata, membuat rencana keuangan yang sehat begitu mudah bukan? Selamat mewujudkan Impian dan harapan di masa depan.