JAKARTA, Cobisnis.com – Produsen susu UHT Diamond kini jadi sorotan setelah struktur kepemilikannya terungkap dalam laporan resmi perusahaan. PT Diamond Food Indonesia Tbk (DMND) merupakan salah satu pemain besar di industri makanan dan minuman nasional, menguasai segmen susu UHT, es krim, hingga produk beku.
Perusahaan ini berdiri pada 16 September 1995 sebagai bagian dari Diamond Group, grup yang sudah lebih dulu hadir sejak 1974. Awalnya Diamond hanya bergerak sebagai distributor es krim dan produk susu sebelum akhirnya membangun fasilitas produksi sendiri.
Seiring meningkatnya permintaan pasar, Diamond memperluas bisnis ke berbagai kategori lain. Mulai dari makanan beku, minuman kemasan, hingga produk FMCG yang kini banyak ditemukan di ritel modern maupun tradisional.
Pada Januari 2020, Diamond resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham DMND. Langkah ini membuka struktur kepemilikan perusahaan kepada publik dan menjadikan Diamond salah satu pemain FMCG besar yang transparan dalam bisnisnya.
Berdasarkan laporan tahunan 2024, pengendali terbesar Diamond adalah pengusaha Chen Tsen Nan dengan kepemilikan mencapai 34,93 persen. Chen saat ini menjabat Wakil Komisaris Utama dan dikenal memiliki pengalaman panjang sebagai auditor profesional.
Chen pernah bekerja sebagai auditor di Price Waterhouse & Co New York pada 1978–1980, lalu kembali ke Indonesia untuk menjadi Audit Manager Price Waterhouse Indonesia. Reputasi profesionalnya banyak dikaitkan dengan tata kelola perusahaan yang kuat.
Hubungan keluarga juga terlihat dalam struktur manajemen. Chen Tsen Nan terkait dengan Philip Min Lih Chen, Direktur Utama DMND yang masih berusia 40 tahun. Keduanya menjadi figur penting dalam strategi ekspansi perusahaan.
Selain Chen Tsen Nan, pemegang saham perorangan lain yang dominan adalah Chen Wai Sioe dengan 10,26 persen, Kenneth Chen 19,87 persen, dan Astrawati Aluwi 6,95 persen. Struktur ini menunjukkan posisi keluarga Chen sebagai pemegang kendali mayoritas.
Di luar individu, lembaga keuangan Anderson Investment menguasai 19,99 persen saham, sementara kepemilikan publik berada di level 8 persen. Komposisi ini mencerminkan kombinasi antara modal keluarga dan investor institusional.
Dari sisi kinerja, Diamond membukukan laba bersih Rp364 miliar pada 2024, tumbuh 13,99 persen dari tahun sebelumnya. Aset perusahaan mencapai Rp7,45 triliun, didukung pabrik modern di Bekasi yang memproduksi susu UHT, es krim, dan produk frozen food berstandar internasional.














