Cobisnis.com – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis 28 Mei 2020 diprediksi meneruskan penguatan dalam kisaran support 4.694 dan resisten 4.674. Sepuluh saham mendapat rekomendasi beli di harga bawah.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas mengatakan, merujuk penguatan kembali Dow Jones Industrial Average (DJIA) sebesar 2,21% dikombinasikan dengan penguatan iShares MSCI Indonesia ETF (EIDO) 0,18% serta penguatan harga komoditas crude palm oil (CPO) sebesar +4.06% berpotensi mendorong kembali penguatan IHSG dalam perdagangan di hari Kamis ini.
“Potensi penguatan IHSG terjadi di tengah semakin bertambahnya jumlah korban yang terjangkiti dan tewas, karena semakin meningkatnya ketidak-pedulian masyarakat Indonesia akan Corvid-19,” kata Edwin di Jakarta, Kamis 28 Mei 2020.
Virus Corona sudah menjangkiti 23.851 orang (perkiraan menuju 25,000 orang terjangkit) dengan jumlah korban tewas 1.473 orang, (menuju 1,600 orang tewas dan Fatality Rate sebesar 6,17% berdasarkan Worldometers Info.
Di lain pihak, turunnya harga komoditas seperti minyak 6,21%, batu bara 1,06%, emas 0,18%, timah 0,26% dan nikel 1,62% berpotensi mendorong profit taking saham berbasis komoditas tersebut dalam perdagangan Kamis ini.
“Mengetahui IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya, kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan aksi beli saham di harga bawah alias Buy on Weakness (BOW) atau Swing Trade,” ucapnya.
Sebab, peluang penguatan IHSG terjadi di tengah investor asing yang terus membukukan Net Sell di mana secara year to date (ytd) per 27 Mei 2020 mencapai sebesar Rp28,81 triliun sehingga membuat secara valuasi masih cukup banyak saham sangat menarik untuk dibeli.
Pelaku pasar, kata Edwin, dapat fokus atas saham dari sektor perbankan, batu bara, properti, industri dasar, konstruksi, telekomunikasi, CPO, retail dan infrastruktur dalam perdagangan Kamis ini. “Saya perkirakan, IHSG bergerak dalam rentang support 4.694 dan resisten 4.674,” ungkap Edwin.
Di atas semua itu, dia merekomendasikan Buy on Weakness saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).