JAKARTA, Cobisnis.com – Gurita selama ini dikenal sebagai hewan laut bertubuh lunak dan misterius. Namun, berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa gurita memiliki tingkat kecerdasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kebanyakan hewan invertebrata.
Riset biologi laut sejak dekade 1950-an hingga kini mencatat kemampuan gurita dalam memecahkan masalah, mengingat rute, hingga melakukan tindakan yang menyerupai perencanaan. Temuan ini mengubah cara ilmuwan memandang kecerdasan hewan.
Salah satu eksperimen paling dikenal adalah uji membuka toples transparan berisi makanan. Dalam percobaan ini, gurita mampu mempelajari cara memutar tutup dan menyelesaikan tugas tersebut lebih cepat setelah beberapa kali mencoba.
Kemampuan tersebut menunjukkan bahwa gurita tidak hanya mengandalkan insting. Hewan ini dapat belajar dari pengalaman dan menyimpan solusi yang pernah berhasil untuk digunakan kembali.
Penelitian lain mencatat perilaku gurita yang berhasil kabur dari akuarium melalui celah sempit. Beberapa kasus menunjukkan gurita keluar dari kolamnya, berpindah ke akuarium lain untuk mencari makanan, lalu kembali tanpa terdeteksi.
Para peneliti menilai tindakan ini melibatkan kemampuan navigasi dan ingatan spasial. Gurita diketahui dapat mengingat jalur yang sama dan mengulangi perilaku tersebut pada waktu berbeda.
Secara biologis, gurita memiliki sekitar 500 juta neuron. Jumlah ini tergolong besar untuk hewan tanpa tulang belakang dan hampir setara dengan beberapa mamalia kecil.
Uniknya, lebih dari separuh neuron gurita berada di lengannya. Setiap lengan dapat bergerak dan merespons secara mandiri, sehingga memungkinkan eksplorasi lingkungan yang lebih kompleks.
Para ilmuwan seperti Jennifer Mather dan Roger Hanlon menyebut sistem saraf gurita sebagai bentuk kecerdasan yang berevolusi secara terpisah dari manusia dan vertebrata lainnya.
Dari sisi evolusi, kecerdasan gurita diyakini berkembang karena ketiadaan pelindung fisik seperti cangkang. Kemampuan berpikir dan beradaptasi menjadi alat utama untuk bertahan hidup di alam liar.
Temuan ini berdampak pada kajian etika dan konservasi laut. Gurita kini semakin dipandang sebagai makhluk hidup dengan kapasitas kognitif tinggi yang perlu diperlakukan secara lebih bertanggung jawab.














