Cobisnis.com-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjelaskan informasi terkait wacana proyek jalan Tol Trans Jawa yang menyambung hingga ke Bali.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra Saleh Atmawidjaja mengungkap pihaknya belum ada rencana untuk membangun jalan tol dari Ketapang ke Gilimanuk.
“Kami belum punya rencana sampai sekarang untuk membangun jalan tol dari Ketapang, Jawa Timur ke Gilimanuk, Bali, belum ada ke arah sana. Dan belum ada minat dari investor untuk membangun itu, karena pasti hal tersebut membutuhkan waktu yang sangat panjang dan juga biaya yang sangat besar,” ujarnya seperti dikutip, Jumat (26/6/2020).
Kementerian PUPR, lanjut dia, pada intinya belum berencana untuk membangun jembatan yang menghubungkan Jawa dan Bali.
Pergerakan orang dan barang, terutama wisatawan yang akan masuk ke Bali difasilitasi oleh penyeberangan kapal feri dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan tol dari Pelabuhan Gilimanuk hingga Kota Denpasar dan kawasan Sarbagita, Bali.
Dia memaparkan hal tersebut sama dengan Pulau Jawa dikoneksikan dengan Pulau Sumatera. Dari Pelabuhan Merak menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni itu tetap menggunakan kapal feri.
Namun, kapal feri diperbanyak, pelabuhan dimodernisasi kemudian sistem pelayanannya dipermudah, sehingga masyarakat yang menggunakan kendaraan pun tidak mengalami antrean baik di Merak maupun Bakauheni. Menurut Endra, nanti di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi dan Pelabuhan Gilimanuk, Bali pun demikian.
“Jadi ini yang dimaksud oleh Presiden Joko Widodo terkait konektivitas atau tol laut. Tol laut itu bukan berarti membangun jalan tol di atas Selat Bali atau menghubungkan Pulau Jawa dan Bali dalam pengertian fisik, bukan. Karena tetap konektivitas Jawa dan Bali menggunakan kapal feri, namun kapal dan pelabuhannya yang dimodernisasi,” kata Endra.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya lebih berkonsentrasi untuk membangun jalan tol dari Gilimanuk sampai dengan Mengwi yang total panjangnya kira-kira 96 km.
Selain itu, Banyuwangi sendiri merupakan destinasi wisata yang terus mengalami perkembangan dan peningkatan. Sehingga, bisa dibantu dengan keberadaan sisa jalan Tol Trans Jawa sekitar 150 km yang perlu dibangun lagi dari Probolinggo hingga ke Banyuwangi.
“Dengan demikian difasilitasi pergerakan orang, barang, turis dan logistik dari Jawa ke Bali. Tinggal sekarang, ketika konektivitas darat di Jawa sudah terhubung kemudian di Bali-nya belum terhubung maka konektivitas tersebut tidak akan terwujud. Jadi ide ini adalah kesinambungan dari modernisasi jalan dalam rangka pengembangan wilayah,” kata Endra.