JAKARTA,Cobisnis.com – Jelang Ramadhan, konsumsi rumah tangga diprediksi meningkat. Salah satunya tecermin dari Survei Penawaran dan Permintaan Pembayaran Perbankan Januari 2023 yang dirilis oleh Bank Indonesia. Pembiayaan dan kredit rumah tangga tercatat mengalami peningkatan pada Januari 2023 sebesar 10,6% meningkat sedikit dibanding bulan sebelumnya sebesar 9,5%.
Melihat tingkat konsumsi rumah tangga yang meningkat, IdScore mencoba mengangkat fenomena ini dengan mengajak para pemilik usaha untuk melakukan antisipasi dan memperkuat bisnis melalui webinar talkshow Kini Paham Kredit #5 yang bertajuk “Ramadan & Hari Raya Mendekat, Bisnis Perlu Diperkuat” yang diselenggarakan oleh IdScore pada Rabu, (22/02).
Bareyn Mochaddin, Financial Planner, salah satu faktor yang memicu permintaan kenaikan kredit adalah tingginya konsumsi masyarakat. Hal ini dapat dimanfaatkan bagi pemilik usaha atau UMKM untuk meraup untung lebih dengan mengembangkan usaha. “Dalam mengembangkan usaha perlu modal yang cukup sebagai jaring untuk menjangkau keuntungan baru.”
Bareyn menjelaskan, kredit dapat menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan modal. Menurutnya, UMKM tidak perlu menjadikan kredit sebagai hal yang menakutkan, selama kredit tersebut ditujukan untuk tujuan yang tepat dan memiliki kemampuan bayar. “Sebelum mengajukan kredit, perlu mempertimbangkan K3 agar yakin diantaranya kemauan tinggi untuk mengembangkan usaha, kesempatan untuk melebarkan sayap usaha, dan kemampuan bayar yang dihasilkan dari usaha.”
Ina Wiyandini, Owner Ina Cookies berbagi pengalaman ketika mengajukan kredit untuk usahanya. Dirinya sempat mendapat kesulitan sewaktu mengajukan pinjaman ke bank. Terlebih saat itu, usahanya belum establish seperti sekarang. Berawal dari bisnis kue rumahan, kini Ina Cookies sudah memiliki 3 outlet dan 18 distributor resmi.
“Hingga sekarang, saya masih mengajukan kredit sebagai modal untuk mengembangkan usaha. Awalnya pihak bank sempat ragu karena usaha saya masih tergolong kecil. Tapi karena pada dasarnya saya tidak ada riwayat kredit yang jelek, dan setelah diskusi dengan pihak bank bagaimana perencanaan penjualan Ina Cookies, akhirnya pinjamannya pun disetujui,” jelas Ina.
Menimpali hal ini, IdScore berbagi tips kepada pelaku UMKM untuk mendapatkan kemudahan dalam mengajukan pinjaman. Wahyu Trenggono, Direktur IdScore menjelaskan bahwa skor kredit menjadi salah satu tolak ukur penting yang digunakan lembaga keuangan sebelum menyetujui pinjaman UMKM.
”Lembaga keuangan akan mengecek terlebih dulu skor kredit dan riwayat kredit dari calon debitur. Nasabah yang tergolong high risk atau memiliki skor kredit rendah akan lebih sulit untuk mendapatkan persetujuan dibandingkan nasabah dengan low risk. Skor kredit juga dapat menjadi salah satu faktor besaran bunga yang diberikan oleh lembaga keuangan, semakin baik skor yang dimiliki, ada peluang untuk mendapatkan bunga pinjaman lebih rendah,” jelas Wahyu.
Pengecekan laporan skor kredit dan riwayat kredit dapat dengan mudah dilakukan melalui MyIdScore. Masyarakat sudah bisa secara mandiri melakukan pengecekan laporan kreditnya dengan lebih cepat dan mudah melalui website (www.myidscore.id).
Selain untuk mengecek data, MyIdScore juga bisa digunakan untuk mengecek keakuratan dan keterkinian data debitur. Dalam waktu singkat Anda dapat memperoleh laporan skor kredit, riwayat kredit, profil risiko, kemungkinan gagal bayar, serta informasi relevan lainnya.