JAKARTA, Cobisnis.com – Patung macan hitam putih yang berdiri di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, mendadak menjadi perhatian publik. Bentuk patung yang dinilai jauh dari kesan macan gagah membuatnya viral di media sosial.
Patung tersebut dibuat oleh Suwari (60), seorang seniman lokal asal Kediri, atas permintaan pemerintah desa. Proyek itu dikerjakan menggunakan anggaran sekitar Rp3,5 juta yang bersumber dari dana desa.
Kepala Desa Balongjeruk, Safi’i, menyebut pemilihan Suwari didasarkan pada kepercayaan terhadap hasil karya sebelumnya. Ia menilai Suwari cukup berpengalaman dalam membuat patung untuk kebutuhan desa.
Dalam keterangannya, Suwari menegaskan patung tersebut dibuat sesuai arahan yang diterimanya. Ia mengaku mengerjakan patung itu sendiri tanpa bantuan orang lain selama kurang lebih 18 hari.
Konsep patung macan tersebut sengaja dibuat ramah anak dan pengunjung. Salah satunya dengan desain mulut macan yang tertutup agar tidak terkesan menyeramkan.
Suwari mengatakan, tujuan awal patung itu adalah sebagai ikon desa yang bisa dinikmati semua kalangan, termasuk anak-anak. Ia tidak ingin patung tersebut menimbulkan rasa takut bagi warga.
Namun, bentuk patung yang dinilai tidak proporsional justru memicu beragam komentar. Sebagian warganet menilai hasilnya kurang mencerminkan sosok macan yang kuat dan berwibawa.
Meski demikian, Suwari mengaku menerima kritik tersebut dengan terbuka. Ia menyadari keterbatasan alat, biaya, dan kemampuan menjadi tantangan tersendiri dalam proses pengerjaan.
Kasus ini juga memunculkan diskusi lebih luas soal apresiasi terhadap seniman lokal. Banyak pihak menilai karya berbasis dana desa perlu diiringi pendampingan teknis agar hasilnya optimal.
Di sisi lain, fenomena ini menunjukkan bagaimana ruang digital dapat dengan cepat mengangkat isu lokal menjadi perhatian nasional. Perdebatan publik pun menjadi bagian dari proses evaluasi kebijakan dan pelaksanaan pembangunan desa.














