JAKARTA, Cobisnis.com – Anak muda di China saat ini menghadapi tantangan besar di pasar kerja meskipun negaranya masih berstatus sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia. Peluang kerja semakin sempit, sementara jumlah lulusan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Setiap tahun, lebih dari 11 juta lulusan baru masuk ke pasar tenaga kerja China. Namun pertumbuhan lapangan kerja tidak mampu mengimbangi lonjakan pencari kerja, sehingga persaingan menjadi semakin ketat.
Perlambatan ekonomi turut memperparah kondisi tersebut. Sektor-sektor yang selama ini menjadi tumpuan serapan tenaga kerja seperti teknologi, properti, dan konstruksi justru sedang mengalami tekanan.
Krisis properti yang menjerat pengembang besar ikut menyusutkan kebutuhan tenaga kerja di lapangan. Proyek ditunda, ekspansi dihentikan, dan banyak perusahaan melakukan efisiensi dengan mengurangi perekrutan.
Di sektor teknologi, kebijakan pengetatan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir juga membuat perusahaan besar menahan ekspansi dan membatasi penambahan karyawan baru.
Di sisi lain, biaya hidup di kota-kota besar China tetap tinggi. Harga sewa, kebutuhan pokok, dan gaya hidup perkotaan membuat anak muda semakin tertekan ketika belum memiliki penghasilan tetap.
Kondisi ini memicu munculnya fenomena sosial seperti “lying flat”, yakni memilih hidup sederhana tanpa ambisi besar, serta “let it rot”, sebuah sikap pasrah terhadap tekanan hidup dan persaingan kerja.
Masalah ketenagakerjaan ini juga dipengaruhi oleh kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri. Banyak lulusan memiliki latar akademik yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Dampaknya terasa langsung pada daya beli masyarakat muda. Ketika penghasilan tidak stabil, konsumsi pun tertahan, pembelian rumah ditunda, dan pertumbuhan ekonomi ikut melambat.
Pemerintah China telah meluncurkan berbagai program penciptaan lapangan kerja, termasuk melalui sektor UMKM, ekonomi digital, dan industri hijau. Namun hasilnya masih bertahap dan belum sepenuhnya menekan angka pengangguran muda.
Kondisi anak muda China saat ini menjadi cerminan bahwa kekuatan ekonomi suatu negara tidak selalu sejalan dengan kesejahteraan generasi mudanya. Tantangan ketenagakerjaan kini menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah Beijing.














