JAKARTA, Cobisnis.com – Insurtech menjadi katalisator dalam membangun dan memperluas akses masyarakat terhadap produk asuransi.
Sebelum pandemi Covid-19 terjadi, platform insurtech sudah lebih dulu ada, salah satunya Fuse yang didirikan tahun 2017. Fuse memiliki bisnis model paling komprehensif untuk memasarkan produk asuransi, mulai dari B2A (Bussiness to Agent/ Broker), B2C comparison, dan B2B2C (asuransi mikro dan financial institute). Khusus untuk B2A, Fuse merupakan pelopor insurtech pertama di Indonesia yang merancang aplikasi Fuse Pro, yang memberdayakan partner (tenaga pemasar) untuk menjual asuransi secara cepat, mudah dan online. Dengan sistem one-stop solution, seluruh informasi yang dibutuhkan dalam proses transaksi asuransi bisa dilakukan melalui Fuse Pro.
“Kami merancang aplikasi Fuse Pro untuk memudahkan partner (tenaga pemasar), perusahaan asuransi dan end-customer (nasabah). Fuse Pro mendigitalisasi asuransi, sekaligus membantu partner mengalihkan bisnis konvensional menjadi online. Kami meyakini keberadaan partner tidak akan terdisrupsi oleh perkembangan teknologi. Partner punya peran penting dalam menjembatani defisit kepercayaan antara perusahaan asuransi dan nasabah,” ujar Co-founder sekaligus Chief Operating Officer (COO) Fuse, Ivan Sunandar dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (10/1).
Fuse kini memiliki lebih dari 60 ribu partner yang menggunakan dan mendapatkan manfaat aplikasi Fuse Pro.
Salah satunya bernama Edi Suharno. Pria yang tinggal di Depok, Jawa Barat ini sebelumnya menjalankan bisnis asuransi konvensional, lalu bergabung menjadi partner Fuse Pro pada tahun 2018. Edi mengakui, aplikasi ini meningkatkan penjualan produk asuransi secara signifikan karena menjangkau pasar yang lebih luas. Edi kini bahkan mengelola tim yang terdiri dari lima orang untuk fokus menjual produk asuransi menggunakan aplikasi Fuse Pro.