JAKARTA, Cobisnis.com – PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengungkapkan pihaknya masih menunggu sertifikasi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan terkait dengan operasional Kereta Rel Listrik (KRL) impor asal China.
Direktur Operasi dan Komersial KAI Commuter Broer Rizal mengatakan sertifikasi DJKA ini menjadi syarat yang harus dipenuhi agar KRL tersebut bisa beroperasi mengangkut penumpang.
“Tuggu sertifikasi dulu karena itu menjadi persyaratan armada kami layak untuk operasional mengangkut penumpang, baru nanti kami akan gunakan untuk mengambil penumpang,” katanya di temui di Kantor KCI, Jakarta, Selasa, 15 April.
Nantinya, kata Rizal, KRL asal China ini akan melayani penumpang di lintasan Bogor maupun lintas Bekasi sampai dengan Cikarang. Sebab, KRL tersebut memiliki panjang 12 gerbong sehingga hanya bisa digunakan pada lintasan tersebut.
“Karena yang datang atau yang kami pesan baik dari China maupun dari INKA adalah SF12. Ini rangkaian panjang ya, sedangkan SF12 itu baru bisa kami lakukan pelayanan di Lintas Bogor maupun Lintas Bekasi sampai dengan Cikarang. Sementara untuk rencana operasionalnya tentu di Lintas Bogor dan Lintas Cikarang,” jelasnya.
Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter sedang melakukan uji coba internal satu rangkaian kereta rel listrik (KRL) hasil impor dari China. Kereta baru tersebut akan menggantikan rangkaian yang harus pensiun per April 2025 mendatang.
Manager Public Relation KAI Commuter, Leza Arlan mengaku pihaknya sedang menguji coba satu rangkaian (trainset) KRL dari CRRC Sifang asal China.
Dia bilang pengecekan atau asesmen internal ini jadi tahap awal sebelum dilakukan sertifikasi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
Lebih lanjut, Leza bilang uji coba dilakukan dengan menjalankan satu trainset mencapai jarak 4.000 kilometer (km). Adapun satu trainset sendiri terdiri dari 12 gerbong kereta.
“Jadi kan sekarang masih assessment internal ya. Semua aspek yang sesuai dengan spek-nya DJKA, sebelum di-assessment sama DJKA nanti untuk sertifikasi itu kan dari kita. Jadi semua itu tuh di-assess sama kita,” kata Leza, ditemui di Kantor Jakarta Railways Center, Jakarta, Jumat, 7 Maret.
Leza juga mengatakan semua aspek menjadi perhatian dalam uji coba internal ini, termasuk sejumlah alat yang digunakan pada rangkaian kereta tersebut. Dia bilang uji coba internal sepanjang 4.000 km sudah hampir rampung.
Karena itu, Leza menargetkan pada April 2025 mendatang kereta baru dari China tersebut bisa menggantikan satu rangkaian KRL Jabodetabek yang sudah harus pensiun.
“Targetnya sih April ya, karena memang harus ada yang konservasi (pensiun),” jelas Leza.