JAKARTA, Cobisnis.com – PT Freeport Indonesia menghentikan sementara operasi di tambang Grasberg, Papua, menyusul insiden longsor yang menimbun sejumlah pekerja. Keputusan ini diambil untuk fokus pada upaya pencarian dan penyelamatan korban di lokasi tambang bawah tanah.
Gangguan aktivitas tambang tersebut langsung berdampak pada produksi mineral utama Freeport, yaitu tembaga dan emas. Sebagai salah satu tambang terbesar di dunia, penurunan produksi berpotensi menekan pasokan global dan memengaruhi harga komoditas.
Dalam konteks ekonomi nasional, penghentian sementara operasi berisiko menurunkan penerimaan negara dari pajak dan royalti pertambangan. Freeport selama ini menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan negara dari sektor mineral.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa keselamatan pekerja tetap menjadi prioritas utama. Pemerintah meminta perusahaan mengambil langkah-langkah mitigasi agar operasi bisa kembali berjalan dengan standar keamanan yang lebih ketat.
Sementara itu, diskusi antara pemerintah dan Freeport terkait perpanjangan izin operasi tetap berlangsung. Insiden longsor ini menjadi faktor tambahan yang dipertimbangkan dalam pembahasan kelanjutan kontrak dan tata kelola tambang ke depan.
Bagi pasar global, gangguan di tambang Grasberg menambah kekhawatiran pasokan tembaga. Harga logam industri itu cenderung sensitif terhadap gangguan suplai, karena tembaga digunakan di berbagai sektor, termasuk energi terbarukan dan kendaraan listrik.
Produksi emas juga terkena dampak signifikan dari penghentian operasi. Dengan turunnya pasokan dari Freeport, harga emas berpotensi mengalami tekanan naik, terlebih di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian.
Manajemen Freeport Indonesia menyampaikan komitmen untuk menuntaskan pencarian korban dan memastikan operasi kembali normal setelah situasi aman. Perusahaan menegaskan bahwa kepentingan pekerja dan masyarakat sekitar tetap menjadi perhatian utama.
Pemerintah berharap penghentian sementara ini tidak berlangsung lama. Pasalnya, penurunan produksi yang berkepanjangan bisa berdampak pada ekspor mineral dan memengaruhi neraca perdagangan Indonesia.
Dengan situasi yang masih dinamis, baik pemerintah maupun Freeport dituntut menjaga keseimbangan antara keselamatan kerja, kelanjutan operasi, dan kontribusi terhadap perekonomian nasional. Stabilitas produksi dinilai penting bagi keberlanjutan sektor pertambangan.














