JAKARTA, Cobisnis.com – China jadi sorotan dunia sebagai negara dengan produksi sampah terbesar, mencapai ratusan juta ton per tahun. Lonjakan ini tak lepas dari populasi raksasa, konsumsi industri, dan kota-kota padat yang terus bertambah.
Sampah yang menumpuk di China tidak sekadar dibuang begitu saja. Sebagian besar dialirkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), di mana tumpukan limbah mencapai skala super besar. TPA ini kini menjadi ujung tombak pengelolaan sampah di negara tersebut.
Selain itu, China juga mengandalkan insinerator untuk membakar sampah. Cara ini bukan sekadar mengurangi volume, tapi energi panasnya dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, sekaligus menekan lahan yang dibutuhkan untuk menimbun limbah.
Tak hanya itu, pemerintah dan industri juga mengembangkan daur ulang. Meski China pernah menjadi pengimpor sampah dunia, kini sebagian besar limbah didaur ulang untuk mengurangi tekanan lingkungan dan mengubah sampah jadi nilai ekonomis.
Sampah organik pun mendapat perhatian khusus. Program pengolahan menjadi kompos dan biogas mulai diterapkan di beberapa kota besar. Strategi ini membantu menekan limbah sekaligus menyediakan energi alternatif yang ramah lingkungan.
Lonjakan sampah ini menimbulkan tantangan sosial dan ekonomi. Kota besar seperti Beijing dan Shanghai menghadapi masalah kesehatan dan polusi akibat pengelolaan limbah yang belum merata, memicu kebutuhan solusi inovatif.
China sendiri terus mendorong kesadaran publik soal pengurangan sampah rumah tangga. Program edukasi dan regulasi pembuangan mulai digencarkan untuk mencegah sampah menumpuk di area permukiman padat.
Tindakan ini juga berdampak pada sektor ekonomi. Industri pengelolaan limbah, termasuk TPA dan insinerator, kini menjadi sektor penting, menyerap tenaga kerja sekaligus membuka peluang bisnis baru di bidang energi dan daur ulang.
Pengelolaan sampah di China menjadi contoh bagi negara lain yang menghadapi urbanisasi dan konsumsi masif. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan industri dianggap kunci untuk menekan dampak lingkungan dan sosial.
Dengan strategi gabungan antara tumpukan TPA, pembakaran, dan daur ulang, China berusaha menghadapi volume limbah yang terus meningkat tanpa mengorbankan lingkungan. Meski menantang, langkah ini menunjukkan upaya konkret untuk menjaga ekosistem kota dan kualitas hidup warganya.














