JAKARTA, Cobisnis.com – Imbal hasil Treasury dan dolar AS melemah, sementara sebagian besar saham Asia menguat tipis pada Senin (23/9), di tengah penantian investor apakah pembicaraan menit-menit terakhir akan mampu mencegah penutupan pemerintah Amerika Serikat mulai Rabu.
Harapan terhadap tercapainya kesepakatan tampak rendah menjelang pertemuan Presiden Donald Trump dengan pimpinan Demokrat dan Republik di Kongres pada Senin. Kedua pihak dinilai sama-sama melihat keuntungan politik dari membiarkan pemerintah ditutup sementara.
Dampak Potensial Shutdown AS
Menurut analis Bank of America (BofA), penutupan pemerintah akan memangkas 0,1% dari PDB setiap pekan, namun kerugian tersebut akan tertutup kembali setelah pemerintah dibuka lagi. Secara historis, shutdown hanya berdampak kecil terhadap pasar keuangan, karena investor berasumsi tekanan publik pada akhirnya memaksa adanya kesepakatan.
Namun, waktu shutdown kali ini dinilai kurang tepat bagi pasar. Jika terjadi, publikasi laporan ketenagakerjaan AS untuk September yang dijadwalkan Jumat (27/9) bisa tertunda. Shutdown berkepanjangan juga bisa membuat Federal Reserve kehilangan panduan data resmi saat rapat kebijakan pada 29 Oktober. Meski begitu, pasar tetap memperkirakan 89% peluang pemangkasan suku bunga.
Tarif Baru Trump & Ketidakpastian Perdagangan
Rabu juga menjadi hari diberlakukannya tarif baru Trump terhadap truk besar, obat-obatan paten, dan sejumlah barang lain. Namun, detail cakupan tarif masih membingungkan, termasuk apakah perjanjian dagang yang sudah ada tetap berlaku.
Pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan tarif tambahan terhadap perangkat elektronik impor berdasarkan jumlah chip yang terkandung di dalamnya. Namun, mekanisme penerapannya masih belum jelas.
Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi mitra dagang: apa gunanya menandatangani kesepakatan dengan Trump bila tarif bisa diberlakukan sepihak sewaktu-waktu?
Agenda Politik & Militer Trump
Trump dijadwalkan menghadiri rapat mendadak para pejabat militer tertinggi AS di Quantico, Virginia, pada Selasa. Pertemuan itu dipanggil oleh Menteri Pertahanan Pete Hegseth pekan lalu.
“Saya ingin katakan kepada para jenderal bahwa kami mencintai mereka, mereka adalah pemimpin yang berharga, jadilah kuat, tangguh, pintar, dan penuh belas kasih,” kata Trump kepada Reuters, meski tujuan jelas pertemuan itu masih misterius.
Di media sosial, spekulasi bermunculan mulai dari dugaan Hegseth ingin menekankan budaya “warrior” pada militer, hingga teori bahwa para jenderal diminta bersumpah setia secara pribadi kepada Trump. Ada pula rumor Gedung Putih berencana menarik militer AS dari Eropa dan Asia untuk fokus di Benua Amerika.
Pasar Global & Prospek Kuartal IV
Investor berharap tidak ada kejadian besar minggu ini yang mengganggu kuartal IV, yang secara historis cenderung bullish. Nasdaq rata-rata menguat lebih dari 6% pada kuartal Desember, sementara pasar saham global sudah naik 17% sepanjang tahun ini atau senilai sekitar $15 triliun.
Pemenang terbesar sejauh ini:
- Emas (naik hampir 40%)
- Saham teknologi China (juga naik hampir 40%)
- Agenda Ekonomi Senin, 23 September 2025:
- Survei sentimen konsumen & bisnis Uni Eropa
- Rilis CPI September dari beberapa negara UE
- Pidato pejabat ECB: Madis Muller, Martins Kazaks, Piero Cipollone, Isabel Schnabel, Philip Lane
- Pidato pejabat The Fed: Christopher Waller, Beth Hammack, John Williams, Alberto Musalem, Raphael Bostic.














