Cobisnis.com – Kajian lembaga penelitian pasar Euromonitor International pada 2018 memproyeksi kawasan Asia menjadi konsumen bahan-bahan kakao terbesar kedua di dunia, tepat setelah kawasan Eropa Barat. Indonesia sebagai penghasil biji kakao terbesar ketiga di dunia, memiliki sektor kakao yang bertumbuh pesat dalam 30 tahun terakhir seiring meningkatnya jumlah petani kakao kecil.
Meski demikian, pertanian kakao Indonesia masih dihadapkan tantangan rendahnya rata-rata hasil panen per hektar bila dibandingkan dengan rata-rata global.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Mondelez International membuka pusat penelitian tanaman kakao berskala global di Pasuruan, Jawa Timur, yang diresmikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Pusat penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan mengembangkan praktik pertanian kakao yang efektif, inovatif serta ramah lingkungan, sehingga dapat menghasilkan panen dengan hasil yang lebih tinggi, berkualitas lebih baik, dan dapat diterapkan oleh petani.
Sebagai salah satu pengguna kakao terbesar di dunia, keberlanjutan pasokan kakao merupakan kunci pertumbuhan jangka panjang bagi Mondelez International di kawasan Asia serta di seluruh dunia.
“Kakao merupakan bahan utama cokelat yang permintaannya terus meningkat, Mondelez International bertekad untuk dapat memenuhi permintaan konsumen tersebut dengan cara yang tepat, yaitu dengan berkontribusi menciptakan sektor kakao yang berkelanjutan,” kata Maurizio Brusadelli – Executive Vice President dan President Asia, Middle East, and Africa Mondelez International dalam siaran pers, Rabu (7 Oktober 2020).
“Para konsumen juga semakin memiliki ekspektasi yang tinggi. Mereka menginginkan makanan ringan yang lezat dan merasa nyaman mengonsumsinya dengan mengetahui dari mana bahan bakunya diperoleh dan diproduksi dengan cara yang berdampak lebih baik pada lingkungan dan komunitas,” ujarnya.
Pusat penelitian kakao dari Mondelez International di Pasuruan (Pasuruan Cocoa Technical Centre – PCTC) ditunjang fasilitas lengkap berteknologi canggih yang merupakan bagian dari jaringan pusat penelitian Mondelez International di berbagai wilayah di seluruh dunia.
PCTC menggabungkan fasilitas penelitian dan pengembangan yang ditunjang laboratorium dan area pasca-panen dengan fasilitas percobaan agronomi kelas dunia yang dilengkapi area pembibitan dan modul penanaman seluas lima hektar, di mana para ilmuwan dapat meneliti cara-cara pembudidayaan kakao yang paling optimal.
Nantinya, praktik dan teknologi yang dihasilkan dari Pusat Penelitian Kakao ini akan dapat diterapkan oleh para petani kakao yang tergabung dalam Cocoa Life, sebuah program pemberdayaan petani kakao secara global dari Mondelez International.
Di Indonesia, program Cocoa Life telah berlangsung sejak tahun 2013 dan saat ini telah memberdayakan lebih dari 43.000 petani kakao di delapan kabupaten yang tersebar di empat provinsi, yakni sekitar 25 persen dari total petani kakao di seluruh dunia yang menjadi bagian program tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi Mondelez International atas komitmennya terhadap sektor kakao. Kehadiran Pasuruan Cocoa Technical Center (PCTC) dapat kita jadikan sebuah momentum untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi pertanian kakao yang inovatif, efektif, serta ramah lingkungan yang nantinya dapat mendorong berkembangnya sektor kakao di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat pembukaan PCTC.
Pasuruan Cocoa Technical Center (PCTC) juga akan menghadirkan ilmuwan dari dalam dan luar negeri yang turut bekerja bersama para petani dan pemasok pada wilayah penghasil kakao di Sulawesi, Sumatera dan Jawa Timur.
Para ilmuwan menjalankan tugasnya, baik di pusat penelitian maupun di berbagai lokasi lain melalui kerja sama penelitian serta berbagai aktivitas di lokasi perkebunan melalui Program Cocoa Life.