JAKARTA,Cobisnis.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa situasi perang di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina bisa membawa dampak yang cukup signifikan terhadap ketersediaan bahan pangan dunia, utamanya komoditas gandum.
Asumsi ini bukannya tanpa alasan mengingat baik Rusia maupun Ukraina merupakan dua negara penting yang menjadi pemasok gandum global.
“Sebelum perang, Rusia dan Ukraina memiliki peran penting dalam perdagangan internasional untuk sejumlah komoditas,” ujar Kepala BPS kepada wartawan melalui saluran virtual pada Senin, 18 April.
Dalam catatannya, Rusia adalah eksportir terbesar atau nomor satu untuk komoditas gandum. Sementara Ukraina menempati posisi kelima negara pengekspor gandum dunia.
“Kedua negara ini memiliki peran strategis dalam perdagangan global. Sehingga, dengan terjadinya perang tentu saja mengganggu rantai pasok yang ada,” tuturnya.
Sebagai informasi, komoditas gandum dan serealia merupakan bahan baku pembuatan mie instan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. RI menggantungkan sekitar 30 persen kebutuhan gandum nasional dengan mengimpor dari Ukraina.
“Nilai impor gandum dan serealia dari Ukraina merosot drastis dari sebelumnya 14,1 juta dolar AS di Februari 2022 menjadi tinggal 1,5 juta dolar AS pada Maret 2022. Secara total, impor gandum dan serealia dari Ukraina pada Januari hingga Maret 2022 adalah sebesar 17,2 juta dolar AS,” jelas Margo.
BPS sendiri sempat mengungkapkan bahwa telah terjadi kenaikan harga gandum di pasar internasional dari sebelumnya 200-an dolar per metrik ton menjadi 400-an dolar per metrik ton.