BANTUL, Cobisnis.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, menetapkan Desa Wisata Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, sebagai desa wisata mandiri inspiratif.
Desa Wisata Nglanggeran terletak di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, DIY. Keberadaan Gunung Api Purba jadi kekuatan daya tarik terbesar dari desa wisata ini. Kawasan Gunung Api Purba sendiri merupakan bagian dari Geopark Gunung Sewu, yaitu geopark yang diakui oleh dunia. Geopark tersebut tercatat sebagai salah satu anggota UNESCO Global Geopark (UGG).
Penetapan tersebut berkat peran aktif masyarakat dalam mengembangkan potensi dengan mengusung konsep wisata berbasis konservasi, pendidikan dan geowisata. Yakni membangun ekonomi masyarakat dengan tetap melindungi keragaman bumi dengan memperhatikan konservasi lingkungan.
Desa Wisata Nglanggeran kerap meraih penghargaan. Diantaranya Desa Wisata Terbaik ASEAN tahun 2017 dengan konsep Community Based Tourism (CBT), serta menjadi perwakilan Indonesia di ajang International Best Tourism Village 2021 yang digelar UNWTO. Sebelumnya Desa Wisata Nglanggeran juga telah mendapat predikat Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenparekraf.
Untuk menikmati kemegahan Gunung Api Purba, kita bisa tracking dengan menaiki 100 anak tangga. Dari atas sini, kita bisa melihat gunung api purba yang membentang luas dengan keunikan bongkahan-bongkahan batu. Kita bisa melihat pemandangan utuh geosite serta melihat keunikan Kampung Pitu. Yakni satu kampung yang hanya boleh diisi 7 keluarga.
Di sini juga terdapat Embung Nglanggeran. Objek wisata yang merupakan tampungan air seluas 0,34 hektare ini digunakan sebagai pengairan kebun warga. Destinasi ini pula yang menjadi sumber inspirasi almarhum Didi Kempot menciptakan lagu “Banyu Langit”.
Selain wisata alam, Desa Wisata Nglanggeran juga kaya akan potensi seni dan budaya. Diantaranya Tarian Reog Nglanggeran, GejogLesung, dan Jathilan. Juga potensi ekonomi kreatif seperti kerajinan batik topeng, olahan spa dan deretan kuliner. Desa Wisata Nglanggeran juga memiliki batik tulis motif gunung Api Purba, cokelat, dan lainnya.
Di sini juga terdapat 80 homestay yang siap menerima wisatawan yang ingin bermalam. Saat ini destinasi wisata di Nglanggeran masih ditutup karena pandemi COVID-19. Pembukaan kembali Desa Wisata Nglanggeran agar dapat dikunjungi wisatawan menjadi aspirasi yang sangat diinginkan masyarakat.
Terkait hal tersebut, Menparekraf Sandiaga Uno menekankan agar penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. “Kepala dinas (pariwisata) Gunung Kidul agar bisa berkoordinasi dengan Pak Singgih (Kepala Dinas Pariwisata DIY) agar dapat mengajukan ke kami untuk desa wisata Nglanggeran menjadi destinasi yang akan diuji coba. Nanti kami akan langsung masukkan ke dalam list,” kata Sandiaga.
Sementara terkait sinyal internet yang masih terbatas di beberapa spot, Menparekraf Sandiaga menegaskan dirinya langsung berkoordinasi dengan pihak provider serta Kemenkominfo.
“Targetnya sebelum kunjungan dari asesor untuk UNWTO Best Tourism Village, kita sudah bisa tempatkan repeater dan BTS supaya tidak hanya tingkatkan kualitas jaringan tapi juga karena ini destinasi super prioritas harus diujicobakan untuk 5G. Sehingga ekonomi digital masyarakat juga dapat berkembang,” kata Sandiaga.
Bupati Gunung Kidul, Sunaryanta, mengucapkan terima kasih atas ditetapkannya Desa Wisata Nglanggeran sebagai desa wisata mandiri inspiratif. Sehingga dapat memberi inspirasi desa-desa wisata lainnya.
“Dan mudah-mudahan destinasi wisata Gunung Kidul dapat segera dibuka kembali supaya pergerakan dan pertumbuhan ekonomi bisa segera bangkit,” kata Bupati Sunaryanta.