JAKARTA, Cobisnis.com – Emas dan minyak tetap menjadi komoditas paling dicari di pasar internasional. Kedua komoditas ini memiliki nilai strategis bagi ekonomi global dan tetap menarik bagi investor di seluruh dunia.
Kelangkaan menjadi salah satu faktor utama. Emas sulit ditambang dan jumlahnya terbatas, sementara minyak sebagai sumber energi masih menjadi kebutuhan utama industri dan transportasi global.
Minyak menjadi komoditas strategis karena dibutuhkan hampir di semua sektor industri. Permintaan global yang konsisten membuat harga minyak relatif stabil meski ada fluktuasi musiman.
Emas berperan penting sebagai alat lindung nilai (hedging) terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Banyak investor dan bank sentral menempatkan emas sebagai cadangan devisa untuk menjaga stabilitas keuangan.
Harga emas dan minyak dipengaruhi pasar global. London Metal Exchange menjadi acuan emas, sedangkan New York Mercantile Exchange menjadi patokan harga minyak. Gejolak politik atau bencana alam dapat langsung memengaruhi nilai keduanya.
Likuiditas tinggi membuat emas dan minyak mudah diperjualbelikan. Investor bisa cepat membeli atau menjual di pasar internasional, sehingga keduanya tetap populer sebagai instrumen investasi.
Cadangan emas negara-negara maju dan berkembang menunjukkan pentingnya komoditas ini. Bank sentral menggunakan emas untuk menjaga stabilitas mata uang dan menambah kepercayaan investor global.
Minyak juga strategis bagi negara pengekspor maupun pengimpor. Negara pengimpor membutuhkan pasokan untuk energi dan industri, sementara pengekspor mengandalkan devisa dari ekspor minyak.
Fluktuasi harga kedua komoditas ini berdampak pada ekonomi global. Kenaikan harga minyak dapat mendorong inflasi, sementara kenaikan harga emas biasanya menjadi indikator ketidakpastian pasar.
Keduanya terus menjadi instrumen investasi yang diminati di pasar internasional. Stabilitas pasokan, nilai intrinsik, dan likuiditas membuat emas dan minyak tetap menjadi primadona bagi investor global.














