Cobisnis.com – Bank Mandiri mencatatkan telah menyalurkan pinjaman digital untuk penjual e-commerce mencapai USD 18 juta.
Bank Mandiri terus mengembangkan Mandiri Application Programming Interface (API) yang menyasar pasar pelaku bisnis digital, seperti financial technology (fintech) dan e-commerce.
SVP Digital Banking Bank Mandiri Sunarto Xie mengatakan pihaknya mengembangkan alternatif data calon debitur khususnya penjual di e-commerce. Parameter yang digunakan seperti kategori barang yang dijual musiman atau tidak,
barang yang sering dikembalikan, atau berapa ratingnya. “Data ini untuk mendapatkan 5C pada digital financing yang lazim dikenal yaitu Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral. Layanan bagi penjual di e-commerce besar dilakukan sepenuhnya digital termasuk tanda tangan elektronik. Dana bisa cair dalam 3 jam mulai dari pendaftaran, scoring, hingga pencairan,” ujar Sunarto dalam webinar hari ini di Jakarta.
Dia menjelaskan perseroan mengembangkan produk digital native untuk retail. Produk yang dimaksud memiliki ciri-ciri tidak perlu download, tidak harus ke cabang, dan dilakukan cepat serta nyaman bagi nasabah.
Tidak cukup sampai disitu Bank Mandiri juga telah menaikkan kapasitas core banking hingga 2,7 kali agar dapat menampung transaksi digital.
“Dalam dunia digital, kita tidak bisa memperkirakan arus transaksi digital. Oleh karena itu, kita persiapkan platform Bank Mandiri untuk menghadapi arus-arus transaksi digital yang tidak bisa kita perkirakan,” terangnya.
Lebih lanjut, Bank Mandiri terus berupaya untuk melakukan perbaikan-perbaikan untuk menjadi traditional bank dengan ekosistem digital yang kuat. Tujuannya agar Traditional Bank, seperti Bank Mandiri dapat terus relevan di dunia digital yang semakin dinamis.
“Bank Mandiri terus melakukan perbaikan-perbaikan pada setiap layanan. Kami tidak membangun ekosistem digital dari awal. Melainkan, kami melihat kekuatan kita dimana dan terus memperkuatnya,” tambah Sunarto.
Hafid Fuad