JAKARTA, Cobisnis.com – Lebah kembali disebut sebagai salah satu hewan paling penting di bumi karena punya peran yang jauh lebih besar dari ukurannya. Banyak ilmuwan menilai, kalau populasi lebah kolaps, ekosistem global ikut jatuh karena fungsi penyerbukannya jadi tiang utama keberlangsungan tanaman.
Peran lebah bukan cuma soal madu. Hewan kecil ini menggerakkan proses penyerbukan yang menopang sekitar 70 persen tanaman pangan dunia. Mulai dari buah, sayuran, kacang-kacangan, sampai tanaman pakan ternak, semuanya bergantung pada kerja penyerbuk yang dilakukan lebah dan beberapa serangga lain.
Ketergantungan besar ini bikin keberadaan lebah jadi isu yang menyentuh langsung ekonomi dan ketahanan pangan. Kalau penyerbukan alami berhenti, produksi pangan bisa turun drastis. Efeknya bukan hanya ke konsumen, tapi juga ke petani, rantai pasok, dan industri besar berbasis agrikultur.
Di alam liar, lebah punya peran serupa: menjaga tumbuhan tetap berkembang biak. Tumbuhan yang hidup berkat penyerbukan ini jadi makanan utama banyak herbivora. Kalau tumbuhan runtuh, hewan pemakannya ikut turun, dan predator di atasnya juga kehilangan mangsa. Rantai makanan bisa ambruk secara berlapis.
Situasi ini bikin lebah digolongkan sebagai “keystone species”, yaitu spesies yang kalau hilang dampaknya tidak bisa ditambal oleh makhluk lain. Dampaknya bukan lokal, tapi global, karena penyerbukan terjadi di hampir seluruh benua dan memengaruhi jutaan spesies lain.
Belakangan, populasi lebah terus menurun akibat pestisida, hilangnya habitat, penyakit, dan perubahan iklim. Penurunan ini sudah lama jadi alarm bagi para peneliti karena tren tersebut bisa mempercepat krisis ekologi dan menurunkan produktivitas pertanian dunia dalam jangka panjang.
Sebagian negara mulai bergerak lebih serius. Beberapa wilayah di Eropa sudah membatasi penggunaan pestisida tertentu yang dianggap mempengaruhi navigasi dan kemampuan lebah kembali ke sarang. Walau begitu, tantangannya masih besar karena tekanan industri pertanian tetap tinggi.
Di sisi lain, kesadaran publik mengenai pentingnya lebah makin meningkat. Banyak komunitas mulai menanam tanaman ramah penyerbuk, bikin ruang hijau kecil di kota, dan mendukung peternak lebah lokal. Langkah kecil ini dinilai efektif menjaga populasi lebah tetap stabil.
Para ilmuwan menilai lebah bukan sekadar makhluk kecil yang bekerja sunyi, tapi fondasi sistem pangan dunia. Kalau spesies ini melemah, efek domino bisa terjadi pada stabilitas ekonomi, pola konsumsi, hingga keamanan pangan regional.
Karena itu, upaya menjaga keberlangsungan lebah kini dianggap bagian penting dari strategi menghadapi perubahan iklim. Tanpa penyerbuk alami, dunia bukan hanya kehilangan keanekaragaman hayati, tapi juga pondasi produksi pangan yang menopang miliaran orang.














