JAKARTA,Cobisnis.com – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengapresiasi MDRT Indonesia, wadah para agen asuransi jiwa dengan standar Internasional, yang secara konsisten meningkatkan kompetensi agen, sekalipun di saat pandemi. Alhasil jumlah agen asuransi jiwa dengan kualifikasi MDRT terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Mengutip data Komite MDRT Indonesia, hingga akhir tahun 2022 jumlah agen asuransi jiwa di Indonesia yang tercatat sebagai anggota MDRT sebanyak 2.644 anggota. Komite MDRT Indonesia bahkan menargetkan agen asuransi jiwa yang bergabung ke MDRT akan menyentuh angka 3.000 anggota di tahun 2024.
Dedy Setio, Country Chair MDRT Indonesia di kesempatan yang sama memaparkan bahwa untuk tahun 2023, jumlah yang mendaftar masih dalam perhitungan Komite MDRT Indonesia. Namun Dedy memberi bocoran berdasarkan perhitungan terakhir sudah sebanyak 2.277 anggota. “Jumlah ini akan terus bertambah hingga tanggal 30 Juni 2023. Jadi angka ini belum final counting. Bagi kami ini adalah pencapaian yang sangat luar biasa ditengah situasi pandemi beberapa tahun kemarin,” ungkap Dedy dalam Konferensi Pers MDRT Day Indonesia 2023 di Rumah AAJI, Rabu (14/6/2023).
Sejak tahun 2016 anggota MDRT Indonesia terus mengalami peningkatan secara signifikan. “Di tahun 2024 kami menargetkan anggota MDRT Indonesia yang terdaftar diatas 3.000 anggota,” imbuhnya.
Dengan pencapaian tersebut, Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu dalam kesempatan yang sama mengapresiasi MDRT Indonesia yang selama pandemi kemarin justru mampu meningkatkan kapasitas anggotanya sangat signifikan. “Semoga jumlah anggota MDRT dari Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,” katanya.
AAJI, menurut Togar, senantiasa mengajak agar para agen asuransi jiwa untuk meningkatkan kapasitasnya dengan bergabung dalam MDRT Indonesia. “Ini adalah wadah bagi para agen asuransi jiwa untuk dapat meningkatkan kemampuannya sebagai Financial Planner berskala internasional,” katanya.
Untuk diketahui, agen masih menjadi penopang kinerja industri asuransi jiwa di Indonesia. Industri mengapresiasi tinggi peran agen asuransi jiwa. Togar menyebutkan, jumlah karyawan di industri asuransi jiwa saat ini mencapai lebih dari 20 ribu dan jumlah tenaga pemasar sekitar 567 ribu orang. “Para profesional inilah yang menghidupkan misi AAJI yaitu Transformasi Lampaui Batas, sebagai semangat baru untuk terus maju,” pungkas dia.
Menurut Togar, peran agen asuransi jiwa sangat vital dalam meningkatkan penetrasi serta inklusi dan literasi asuransi jiwa di masyarakat. Maka dari itu AAJI terus mendukung berbagai upaya dalam meningkatkan kompetensi dan pengetahuan agen asuransi jiwa, yang salah satunya didapatkan melalui seminar inspiratif MDRT Day Indonesia.
“Kami berharap ada kualifikasi baru yakni premi pretention risk. Dalam hal ini kategori MDRT tidak hanya berdasarkan nominal, tetapi juga kualitasnya. Tujuannya menciptalan polis-polis yang sehat, di sisi lain polis yang lapse berkurang. Saya menduga jumlah anggota MDRT Indonesia yang fluktuatif itu salah satunya karena polis yang lapse ini, selain efek Covid,” ungkap Togar.
Berkaitan dengan kinerja industri asuransi jiwa, berdasarkan data dari 56 Perusahaan Asuransi Jiwa pada periode Januari sampai dengan Maret 2023, jumlah tertanggung asuransi jiwa terus konsisten menjadi catatan hijau bagi industri asuransi jiwa. Sampai dengan 31 Maret 2023, industri asuransi jiwa mencatatkan jumlah tertanggung sebanyak 87,54 juta orang. Ini terdiri dari 29,74 juta tertanggung perorangan dan 57,80 juta tertanggung kumpulan. Jika dibandingkan dengan pencapaian pada kuartal I 2022, secara keseluruhan terdapat lebih dari 12 juta penambahan tertanggung, atau meningkat sebesar 16,6%. Sementara dari sisi pendapatan, pada kuartal I tahun 2023 industri asuransi jiwa berhasil membukukan total pendapatan sebesar Rp54,36 triliun.
*Pentingnya Peran Agen*
Togar lebih lanjut menegaskan, pertumbuhan tertanggung tentu saja berkaitan erat dengan kinerja pemasaran. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat akan fungsi proteksi asuransi jiwa semakin bertumbuh.
“Peran agen asuransi jiwa bagi masyarakat sudah bukan lagi hanya sekedar ‘pemasar asuransi jiwa’ tetapi juga sebagai pendamping dalam memberikan edukasi tentang perencanaan keuangan keluarga. Dari sisi profesi, agen asuransi jiwa juga sudah dilirik sebagai peluang karier yang menjanjikan. Perlu upaya yang konsisten dari seluruh agen asuransi jiwa untuk menggeser persepsi masyarakat mengenai agen asuransi jiwa sebagai ‘sales’ tetapi lebih kepada pendamping perencana keuangan,” jelas Togar.
Di tengah kondisi yang penuh tantangan ini, dibutuhkan kinerja para agen yang benar-benar profesional untuk membangun industri asuransi jiwa yang terpercaya.
“AAJI akan terus mendorong peningkatan jumlah tenaga pemasar berlisensi dan memastikan kualitas dan profesionalitas para tenaga pemasar. Kami optimistis jumlah agen akan terus meningkat dan lambat laun penetrasi asuransi jiwa pun akan meningkat. Terlebih saat ini sudah semakin banyak anak muda (generasi milenial) yang mulai menjadikan agen asuransi sebagai profesi yang sejajar dengan profesi-profesi lainnya,” katanya.
Sementara itu, AAJI tentu tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah agen asuransi jiwa saja. Standar Praktik dan Kode Etik Tenaga Pemasar Asuransi Jiwa yang telah disepakati dan diterbitkan oleh asosiasi harus dipegang teguh dan diterapkan oleh seluruh agen dan perusahaan sebagai rambu-rambu yang harus dipatuhi guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Seperti praktik pembajakan agen/poaching, twisting, mis-selling, mis-informasi dan praktik-praktik penjualan lainnya yang menyimpang dari Standar Praktik & Kode Etik Tenaga Pemasar Asuransi Jiwa,” imbuhnya.
*MDRT Day*
Saat ini semakin banyak media pembelajaran bagi para agen asuransi jiwa yang dibungkus dengan cara yang menarik, salah satunya acara MDRT Day Indonesia yang tahun ini akan diselenggarakan pada tanggal 13 Juli 2023. Ini adalah seminar dengan skala internasional. Dalam seminar ini agen asuransi dapat meningkatkan kemampuan diri menjadi agen profesional berskala internasional.
“Saya menghimbau bagi perusahaan asuransi dan para tenaga pemasar untuk tidak melewatkan kesempatan berharga ini,” harap Togar.
Untuk diketahui MDRT adalah perkumpulan agen-agen asuransi profesional yang telah mampu mencetak nilai premi yang sangat luar biasa. AAJI dan MDRT Indonesia akan berjalan beriringan, hand to hand untuk dapat menciptakan dan mencetak agen-agen profesional di masa mendatang. “Kami sangat berharap para leader dapat merekrut tenaga-tenaga pemasar/agen dari luar industri asuransi agar profesi ini semakin berkembang,” pungkas Togar.
Maka dari itu, tahun ini MDRT Indonesia kembali menyelenggarakan MDRT DAY INDONESIA 2023 secara offline dengan Tema “Ready For The New Era”. MDRT Day Indonesia yang digelar setiap tahun ini bertujuan untuk terus mendorong profesionalisme agen asuransi melalui peningkatan kompetensi, yang tidak hanya berdampak pada produktivitas tetapi juga yang lebih mendasar adalah kapasitas agen asuransi sebagai penasihat keuangan yang handal di sektor asuransi dan dapat bersaing sebagai advisor di pasar keuangan global.
Dedy menjelaskan, tema “Ready For The New Era” adalah gambaran kesiapan agen asuransi jiwa menghadapi perubahan dan tantangan yang ada dalam era baru. “Agen asuransi dituntut untuk siap beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam industri dan masyarakat. Mereka harus memiliki sikap terbuka terhadap inovasi, mampu menghadapi tantangan baru, dan siap untuk memberikan pelayanan yang unggul kepada nasabah dalam era yang terus berkembang, tanpa mengabaikan perubaan aturan yang telah ditetapkan regulator,” jelas Dedy.
Tema Ready For The New Era ini diusung sebagai pelecut bagi para agen dan leader tenaga pemasar asuransi jiwa untuk siap membidik masa depan yang terbuka dan mengukir prestasi terbaik. “Karena masa pandemi COVID-19 yang telah dilewati, juga potensi resesi dan gejolak perekonomian global, banyak hal yang berubah begitu cepat. Begitu pula perubahan perilaku cara bekerja dan berbisnis. Tetapi kami percaya para agen dan leader tenaga pemasar asuransi jiwa tentunya selalu terus mengembangkan diri, menambah knowledge dan skill sesuai dengan perkembangan zaman,” jelasnya.
Terbukti selama 2 tahun lebih pandemi yang melanda dunia, praktisi industri asuransi di Indonesia terus berkembang. Terlihat dari kenaikan jumlah anggota MDRT di Indonesia yang merupakan salah satu faktor utama bagaimana Top Advisors dapat bertumbuh. “Tahun 2021 adalah tahun di mana banyak anggota MDRT mengalami ujian dan cobaan untuk tetap menjadi member MDRT di kala pandemi menerjang. Dan secara umum anggota MDRT tidak berpengaruh secara signifikan,” urainya.
Lalu bagaimana cara untuk dapat menjadi anggota MDRT? Untuk menjadi anggota MDRT memang dibutuhkan persyaratan. Syaratnya adalah menjual polis asuransi dengan premi yang terhitung secara FYP yaitu First Year Premium atau premi asuransi di tahun pertama yang sudah diterima perusahaan asuransi dimana kita berada. Untuk First Year Premium ditetapkan sebesar 576.327.200 rupiah bagi para agen asuransi untuk lolos kualifikasi member MDRT.
Sedangkan untuk naik ke level yang lebih tinggi yakni court of the table (COT), jumlah premi pertama yang sudah diterima harus mencapai 1.728.981.600 rupiah yaitu tiga kali dari target MDRT. Dan untuk mencapai level tertinggi yakni top of the table (TOT), seorang agen harus dapat mengumpulkan premi pertama yang sudah diterima perusahaan sebesar 3.457.963.200 rupiah yaitu enam kali dari target MDRT.
Setelah memenuhi kualifikasi MDRT, agen tersebut harus mendaftar sebagai anggota MDRT. Biaya untuk mendaftar sebagai anggota MDRT sebesar US$ 600, court of the table US$ 650 dan top of the table US$ 1150. Saat ini sebenarnya banyak agen asuransi jiwa yang sudah mencapai kualifikasi anggota MDRT namun tidak mendaftar sebagai anggota MDRT sehingga tidak dianggap sebagai member MDRT. Itu dikarenakan minimnya informasi mengenai MDRT di perusahaannya masing-masing.
“Untuk itu menjadi tugas dan tantangan saya bersama komite MDRT Indonesia untuk terus mempromosikan manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dengan menjadi anggota MDRT. Bahwa nilai investasi US$ 600 itu sebanding dengan manfaat yang akan kita terima,” katanya.
Seperti yang disampaikan AAJI bahwa jumlah agen asuransi di Indonesia saat ini sekitar 567 ribu agen, dan yang menjadi MDRT tidak sampai 0,5%-nya. Bahkan di dunia pun jumlah agen asuransi yang menjadi MDRT hanya sekitar 2 sampai 3% saja. “Karena itulah menjadi anggota MDRT menjadi sangat istimewa. Dan ini tentu menjadi branding bagi para anggota MDRT dalam memperoleh nasabah,” papar Dedy.
Dedy menambahkan bahwa Komite MDRT juga telah mengajukan kriteria baru kepada MDRT Global yakni yerkait dengan premi pretention risk. “Diharapkan dalam 1-2 tahun ini sudah bisa diterapkan di beberapa wilayah termasuk Indonesia,” pungkas Dedy.