JAKARTA, Cobisnis.com – Beberapa waktu lalu, media massa heboh oleh kasus pengusaha kaya yang menggugat Antam dan menang. Hal ini diketahui usai Mahkamah Agung (MA) menolak peninjauan kembali (PK) yang diajukan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terhadap pengusaha kaya asal Surabaya Budi Said. Putusan yang ditetapkan pada 12 September 2023 ini pun membuat putusan kasasi yang sebelumnya diajukan Budi Said berkekuatan hukum tetap.
Asal tahu saja, putusan sebelumnya MA menghukum Antam sebagai tergugat 1 untuk membayar kerugiaan terhadap Budi Said sebesar emas batangan 1,1 ton. Kalau melihat harga emas Antam saat ini yang sebesar Rp 1.015.600.000 per kilogram, maka nilai ganti rugi emas 1,1 ton berkisar Rp 1,15 triliun.
“Apabila tidak menyerahkan emas batangan seberat 1.136 kilogram, maka dapat diganti dengan uang yang setara dengan harga emas pada saat pelaksanaan putusan ini,” demikian bunyi putusan MA dikutip dari laman Mahkamah Agung RI, Selasa (23/8/2022).
KRONOLOGI KEJADIAN ANTAM DIGUGAT 1,1 TRILIUN
Masalah ini bermula ketika Budi Said membeli 7.071 kilogram emas senilai Rp 3,5 triliun pada 2018. Ia membeli emas lewat Eksi Anggraeni, sebagai marketing Antam cabang Surabaya.
Nah, ia tertarik membeli emas karena adanya diskon yang disampaikan oleh Eksi. Sayangnya, saat jual beli terjadi, Budi hanya mendapatkan emas sebesar 5.935 kilogram, alias kurang jumlah yang disepakati.
Budi pun mencoba melunasi pembayaran secara bertahap, Tapi ia tak kunjung menerima kekurangan emas sebanyak 1.136 kilogram. Ia pun merasa dirugikan dan mengirimkan surat ke PT Antam cabang Surabaya, tetapi tidak pernah dibalas. Budi pun kemudian mengirim surat kepada Antam Pusat di Jakarta.
Sayangnya, Antam Jakarta mengatakan pihaknya tidak pernah menjual emas dengan harga diskon.
Karena hal itu, Budi pun menempuh jalur hukum dan menggugat PT Antam ke Pengadilan Negeri (PN) Surabaya pada Januari 2020. Gugatan tersebut dilayangkan atas kekurangan emas yang belum diterimanya.
Dalam putusannya, Hakim PN Surabaya memenangkan gugatan Budi dan memerintahkan Antam untuk mengirimkan kekurangan emas itu. Menurut hakim, Antam selaku tergugat 1 bertanggung jawab atas tindakan yang terbukti melawan hukum atas hilangnya 1,1 ton emas yang telah dibeli Budi Said.
Antam pun tak terima dan merasa keputusan ini tak berdasar karena merasa tak pernah memberikan diskon emas. Karena itu, Antam kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi (PT) Surabaya. Pada 19 Agustus 2021, majelis hakim PT Surabaya memutuskan untuk membatalkan putusan PN Surabaya dan menolak gugatan Budi. Mengetahui putusan itu, Budi lantas mengajukan gugatan ke tingkat kasasi MA. Hasilnya, MA mengabulkan gugatan Budi dan membatalkan putusan banding PT Surabaya pada Juli 2022. Dengan demikian, MA memerintahkan Antam membayar kerugian Budi sebesar 1,1 ton emas.