BANDUNG, Cobisnis.com – Pimpinan DPR RI belum lama ini meninjau Kimia Farma di Bandung, Jawa Barat. Mereka ingin memastikan kesiapan BUMN tersebut untuk memproduksi obat-obatan terapi Covid-19.
Kimia Farma dengan kemampuan maksimal mampu produksi dua juta dosis per hari. Pimpinan DPR menilai itu sebagai kabar gembira.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyebutkan, selama ini masyarakat sudah mengenal Avigan untuk terapi Covid-19. Kimia Farma pun siap memproduksi obat dengan jenis yang sama bernama generik favipiravir.
Hal tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat untuk penanganan virus Covid-19. ”Insya Allah dengan Kimia Farma dan beberapa pabrik lainnya, kebutuhan obat antivirus akan segera terpenuhi dengan harga yang relatif terjangkau,” jelas Dasco dalam kunjungannya.
Favipiravir ini menjadi yang pertama beredar di pasaran nanti. Dasco menambahkan, nanti ada obat-obat lain seperti molnupiravir. Obat tersebut saat ini tengah dalam proses uji klinis antigen dan ditargetkan selesai pada Oktober 2021.
Menurut Dasco, kehadiran obat-obat itu juga menjadi kabar baik karena pasien diharapkan tidak lagi minum terlalu banyak obat ketika terpapar Covid-19. ”Kalau ada yang Covid dikasih minum itu, tidak dicampur-campur dengan yang lain-lain, insya Allah baikan. Ini merupakan kabar gembira buat dunia kesehatan kita,” lanjutnya.
Selain Dasco, beberapa anggota DPR lain juga turut hadir meninjau ke Kimia Farma. Antara lain Wakil Ketua Komisi IX Emanuel Melkiades Laka Lena, anggota komisi VI Andre Rosiade, anggota komisi III Dari Yuliati, dan anggota komisi IV Charles Meikyansyah.
Vaksinasi Gotong Royong
Di sisi lain, pemerintah berharap program vaksinasi Covid-19 gotong royong berjalan maksimal. Apalagi, stok vaksin Sinopharm yang digunakan untuk program tersebut kembali tiba di Indonesia.
Sebanyak 1,5 juta dosis atau 750 ribu vial vaksin Covid-19 merek Sinopharm tiba di Indonesia kemarin. Kedatangan itu melanjutkan 6 juta dosis vaksin Covid-19 Sinopharm yang lebih dulu masuk ke sini. Dengan demikian, secara keseluruhan, sudah ada 7,5 juta dosis vaksin Sinopharm yang diterima Indonesia. Kedatangan kemarin dipantau langsung oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury.
”Vaksinasi gotong royong didasari semangat kolaborasi dan bahu-membahu. Apalagi, ini meringankan beban pendanaan pemerintah Indonesia,” katanya.
Kedatangan 1,5 juta dosis vaksin Sinopharm tersebut merupakan bagian dari kontrak pasokan vaksin Covid-19 oleh Kimia Farma dengan Sinopharm. Total pasokan dalam kontrak itu mencapai 15 juta dosis. Seluruhnya digunakan untuk vaksinasi gotong royong.
Pemerintah menargetkan penyuntikan 20 juta dosis vaksin Covid-19 tahun ini melalui skema vaksinasi gotong royong. Data sampai 26 Juli lalu, distribusi vaksin untuk vaksinasi gotong royong ke perusahaan pelaksana baru mencapai 1,92 juta dosis.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Kamdani menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen membantu pemerintah dan masyarakat untuk menekan penularan Covid-19.
Salah satu upayanya, meluncurkan program Kadin Indonesia Perang Melawan Pandemi. Program itu tidak hanya meliputi kegiatan vaksinasi, tetapi juga suplai peralatan kesehatan, rumah oksigen, sembako, obat-obatan, dan lainnya.
Dia menegaskan, ke depan vaksinasi gotong royong dipercepat. Dengan begitu, para pekerja seperti buruh, karyawan, pelaku usaha, dan lainnya dapat terlindungi. ”Sehingga kegiatan ekonomi tetap berjalan dan tentu tetap mengikuti aturan pemerintah,” pungkasnya.