NUSA DUA, Cobisnis.com – Ekonom komersial dan pakar energi terbarukan asal Singapura, Khor Yu Leng, menegaskan bahwa keberhasilan kebijakan mandatori biofuel Indonesia bergantung pada keseimbangan antara ketersediaan bahan baku, pendanaan berkelanjutan, dan tata kelola industri sawit.
Dalam paparannya pada 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025, Kamis (13/11/2025) Khor menyampaikan presentasi bertajuk “Balancing Indonesian Biofuel Mandatory Policy: Availability, Financing, Blending Policy, and Sustainability of the Palm Oil Industry” di bawah tema besar “Navigating Complexity, Driving Growth: Governance, Biofuel Policy and Global Trade.”
Khor menjabarkan tiga pilar utama untuk memperkuat ketahanan industri sawit dan biofuel nasional dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan pasar global.
Pilar pertama, Yield Intensification & Climate-Smart Agronomy, menekankan pentingnya peningkatan produktivitas melalui bibit sawit bersertifikasi DNA dengan standar kemurnian ISPO 98%, serta penerapan teknologi adaptasi iklim seperti manajemen air, sistem drainase, dan deteksi dini kebakaran maupun banjir di tingkat pekebun kecil.
Pilar kedua, Doubling Smallholder Incomes, mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui intensifikasi dan diversifikasi tanaman (agroforestri dan tumpangsari), serta dukungan pembiayaan campuran (blended finance) yang melibatkan BPDPKS, dana hijau, dan kredit swasta.
Sementara pilar ketiga, Governance, Data, and Co-Design, menekankan pentingnya keterbukaan data agregat per kecamatan, perencanaan partisipatif di tingkat lokal, dan transparansi lembaga pembiayaan seperti BPDPKS dalam mendukung kebijakan adaptasi dan keberlanjutan.
Menurut Khor, penerapan standar kemurnian 98% ISPO dapat meningkatkan produksi tandan buah segar (TBS) petani hingga 30% dan mencegah potensi kerugian industri sebesar Rp74,1 triliun (USD 4,61 miliar) per tahun, sebagaimana tercatat dalam laporan Ombudsman 2024.
Hasil penelitian menunjukkan 70–80% bahan tanam sawit di lapangan masih tercemar oleh varietas non-tenera berdaya hasil rendah. Laboratorium uji DNA BBPPTP Medan yang akan beroperasi penuh pada 2026 diharapkan memberi dampak besar terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi nasional.
Khor menegaskan bahwa ketahanan energi, peningkatan pendapatan petani, dan adaptasi perubahan iklim adalah tujuan yang sejalan. Ia menilai bahwa keberhasilan kebijakan biodiesel Indonesia seperti B35 dan B40, tergantung pada integrasi adaptasi iklim ke seluruh rantai nilai biofuel, mulai dari pembiayaan, pengelolaan air, hingga perencanaan komunitas lokal.
“Biodiesel, keberlanjutan dan ketahanan iklim bukan tiga agenda terpisah, semuanya adalah satu tujuan yang sama,” ujar Khor menutup paparannya.














